Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hasil Telaah Studi Kasus Pembelajaran Berbasis Pendekatan CRT (TUGAS PPG)

Ruang Kolaborasi: Studi Kasus Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan CRT

Berikut adalah hasil telaah dari Contoh kasus 1 dan Contoh kasus 2 pada materi Curturally Responsive Teaching atau CRT pada Modul 1 Topik 4.



Contoh Kasus 1: Pak Surya adalah guru matematika. Pekan ini Pak Surya akan menyampaikan materi menengai perkalian. Sekolah Pak Surya berlokasi dekat dengan pasar dan Sebagian besar dari orang tua peserta didik merupakan pedagang. Bagaimana kegiatan pemelajaran yang sebaiknya dirancang oleh Pak Surya dengan menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) ?
Jawab: Pak Surya dapat merancang kegiatan pembelajaran seperti membentuk beberapa kelompok untuk melakukan simulasi jual beli antara pembeli dan penjual dipasar dimana kondisi transaksinya berisi kegiatan perhitungan transaksi barang yang terdapat operasi perkaliannya, seperti menghitung total harga transaksi, diskon, dan kembalian uang dari harga jual.

Contoh Kasus 2: Ibu Nisa adalah guru bahasa Sunda. Ibu Nisa menemukan bahwa peserta didiknya berasal dari berbagai suku dan hanya Sebagian kecil yang meurpakan suku Sunda. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan Ibu Nisa untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan pendekatan CRT?
Jawab: 
Beberapa hal yang dapat ibu Nisa lakukan adalah:
  • Mengintegrasikan bahasa atau budaya lain dalam konteks pembelajaran bahasa Sunda. Temukan perbandingan sederhana antara Bahasa Sunda dan bahasa daerah lain yang digunakan oleh peserta didik. Hal ini dapat membantu peserta didik untuk melihat persamaan dan perbedaan dari bahasa Sunda itu sendiri.
  • Ibu Nisa dapat mengenalkan bahasa sunda mulai dari mengenalkan budaya yang ada pada suku Sunda itu sendiri seperti kegiatan berbain drama dikelas yang menceritakan keseharian masyarakat sunda sehingga peserta didik dapat muncul ketertarikan untuk mempelajarinya.
  • Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdapat peserta didik yang berasal dari suku sunda, sehingga peserta didik dapat belajar langsung lewat teman sekelasnya, dan dapat saling berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil Telaah Studi Kasus Pembelajaran Berbasis Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)

Pembelajaran berbasis pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan metode pengajaran yang menekankan relevansi budaya dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik. Pendekatan ini mengakui pentingnya latar belakang budaya dalam membangun ikatan emosional dan intelektual antara pendidik dan peserta didik, dengan tujuan membantu peserta didik memahami materi secara lebih mendalam dan relevan dengan pengalaman hidup peserta didik sendiri. Studi kasus mengenai implementasi pendekatan CRT dalam lingkungan pendidikan memberikan gambaran mengenai bagaimana metode ini diadaptasi dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Dalam implementasinya, CRT mengajak pendidik untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya menyajikan konten akademis tetapi juga mengaitkan materi tersebut dengan identitas dan pengalaman budaya peserta didik. Hal ini terlihat dari studi kasus di sekolah menengah pertama di wilayah perkotaan yang memiliki peserta didik dengan latar belakang budaya beragam. Dalam penelitian tersebut, pendidik menciptakan lingkungan belajar inklusif yang tidak hanya berfokus pada kognitif, tetapi juga mengakomodasi aspek afektif dan psikologis peserta didik. Pendidik yang menerapkan pendekatan CRT melakukan upaya sadar untuk mengenali dan menghormati perbedaan budaya, nilai, serta keyakinan yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui interaksi dan diskusi yang terbuka, peserta didik merasa lebih dihargai dan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam mengemukakan pendapat serta berbagi pengalaman.

Tantangan dalam penerapan pendekatan ini terletak pada kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai berbagai budaya yang ada di kelas. Pendidik terkadang kesulitan dalam memahami aspek budaya tertentu yang sangat memengaruhi cara peserta didik belajar. Selain itu, stereotip budaya yang tidak disengaja sering kali memengaruhi cara pengajaran, sehingga menghambat upaya untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang benar-benar inklusif. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk meningkatkan pemahaman terhadap multikulturalisme melalui pelatihan dan pengembangan diri. Kesadaran budaya yang baik akan membantu pendidik dalam mendesain materi yang tidak hanya informatif tetapi juga relevan dengan latar belakang peserta didik.

Pendekatan CRT juga menekankan pada pemanfaatan sumber belajar yang beragam. Dalam studi kasus yang dilakukan, pendidik menggunakan berbagai bahan ajar yang mencerminkan budaya peserta didik, seperti sastra lokal, cerita rakyat, serta seni dan musik daerah. Tujuan utama penggunaan bahan ajar ini adalah untuk mengurangi jarak antara peserta didik dan materi pelajaran, serta untuk membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang diajarkan melalui lensa budaya peserta didik sendiri. Sebagai contoh, dalam pembelajaran sastra, pendidik tidak hanya mengajarkan teks dari budaya dominan tetapi juga memperkenalkan teks dari berbagai budaya lain yang lebih dekat dengan pengalaman hidup peserta didik. Dengan cara ini, peserta didik lebih mudah terhubung dengan materi yang diajarkan karena melihat nilai-nilai budaya peserta didik diakui dan dihargai.

Interaksi antara pendidik dan peserta didik juga menjadi aspek penting dalam penerapan CRT. Dalam studi kasus, pendidik yang menggunakan pendekatan CRT cenderung lebih empatik dan terbuka dalam menerima masukan dari peserta didik. Interaksi ini tidak hanya menciptakan suasana yang hangat di kelas, tetapi juga membangun rasa percaya diri pada peserta didik. Salah satu temuan menarik dalam studi kasus adalah peningkatan partisipasi peserta didik dalam diskusi kelas. Pendidik yang berhasil mengaplikasikan pendekatan CRT mampu mengajak peserta didik untuk lebih berani menyampaikan pemikiran peserta didik tanpa merasa dihakimi. Peserta didik merasa lingkungan belajar menjadi tempat yang aman untuk berekspresi dan belajar.

Keterlibatan orang tua juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan penerapan pendekatan CRT. Dalam studi kasus, pendidik mengundang orang tua untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya yang dianut oleh keluarga peserta didik ke dalam materi pelajaran. Sebagai contoh, pendidik yang mengajar di sekolah dengan populasi peserta didik dari budaya tertentu berupaya untuk memahami peran dan pengaruh nilai-nilai keluarga tersebut terhadap gaya belajar peserta didik. Dengan demikian, orang tua menjadi mitra aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak-anak peserta didik. Kerjasama antara pendidik dan orang tua ini memperkaya pengalaman belajar peserta didik serta memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan yang lebih holistik.

Penerapan CRT juga memperhatikan metode penilaian yang lebih inklusif. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar yang melibatkan aspek budaya. Dalam beberapa studi kasus, pendidik mengadaptasi metode penilaian untuk menilai pemahaman peserta didik dengan lebih baik sesuai dengan latar belakang budaya peserta didik. Sebagai contoh, peserta didik diberi kesempatan untuk mengerjakan proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik atau menyusun presentasi yang mencerminkan nilai-nilai budaya peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa dipaksa untuk memenuhi standar yang tidak relevan dengan pengalaman peserta didik dan dapat mengekspresikan pemahaman peserta didik secara autentik.

Meskipun pendekatan CRT memiliki berbagai manfaat dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman peserta didik, masih terdapat beberapa kendala yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan waktu bagi pendidik untuk merancang dan menerapkan metode pembelajaran yang sensitif terhadap budaya. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah resistensi dari pihak sekolah yang belum sepenuhnya memahami manfaat dari pendekatan CRT. Kebijakan sekolah yang terlalu ketat terhadap kurikulum terkadang menjadi penghambat bagi pendidik yang ingin menerapkan pendekatan CRT secara optimal. Oleh karena itu, dukungan dari pihak sekolah dan pemerintah sangat penting untuk memberikan ruang bagi pendidik dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan konteks budaya peserta didik.

Secara keseluruhan, studi kasus mengenai penerapan pendekatan CRT menunjukkan bahwa pembelajaran yang berfokus pada sensitivitas budaya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hubungan antara pendidik dan peserta didik. Penerapan CRT mendorong lingkungan pembelajaran yang inklusif, dimana peserta didik merasa dihargai dan diakui identitas budayanya. Melalui pendekatan ini, peserta didik tidak hanya belajar tentang konten akademik, tetapi juga belajar untuk menghargai keberagaman, yang pada gilirannya membentuk karakter yang lebih terbuka dan toleran. Studi kasus ini juga menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi CRT tidak hanya bergantung pada pendidik, tetapi juga melibatkan dukungan dari orang tua, sekolah, dan komunitas yang lebih luas.

Dengan adanya pendekatan CRT, diharapkan proses pembelajaran di sekolah dapat lebih berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh, baik dari aspek kognitif maupun afektif. Pendekatan ini relevan diterapkan di Indonesia, mengingat keberagaman budaya yang ada di negara ini. Implementasi CRT yang baik akan memberikan manfaat jangka panjang, yaitu terciptanya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran budaya dan mampu hidup dalam harmoni di tengah masyarakat yang majemuk. 

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan Culturally Responsive Teaching bukan sekadar metode pembelajaran, tetapi merupakan sebuah upaya untuk menciptakan pendidikan yang lebih manusiawi dan relevan bagi semua pihak. Dengan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, CRT dapat menjadi jembatan untuk membangun sistem pendidikan yang inklusif dan menghargai keragaman, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia.

8 komentar untuk "Hasil Telaah Studi Kasus Pembelajaran Berbasis Pendekatan CRT (TUGAS PPG)"

  1. Sebagai guru memang pendekatan berbasis budaya sudah sebaiknya diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, karena hal tersebut mampu membangun ikatan emosional yang lebih baik pada kegiatan pembelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar sekali pak, dengan pendekatan tersebut (CRT) guru dapat memahami personal peserta didik dari berbagai sudut pandang yang inklusif.

      Hapus
  2. Bicaralah dengan bahasa yang mereka mengerti maka mereka akan memberikan pikirannya untukmu, bicaralah dengan bahasa yang mereka bicarakan maka mereka akan memberikan hatinya untukmu.

    BalasHapus
  3. Pendekatan CRT merupakan bentuk pendekatan yang baik untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena mampu membangun kedekatan yang positif antara guru dan peserta didik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai negara yang terdiri dari banyak sekali suku dan budaya, sudah sebaiknya setiap guru juga melakukan pendekatan CRT ini untuk memperkuat kesatuan bangsa agar setiap peserta didik dapat menjadi peserta didik yang memiliki sikap P5 dan selali menghargai dan menghormati sesama.

      Hapus
  4. Wah, menarik banget telaah kasus ini! Pendekatan CRT bikin pembelajaran jadi lebih dekat dengan keseharian siswa, contohnya Pak Surya yang manfaatkan lingkungan pasar atau Ibu Nisa yang bawa unsur budaya kelas. Dengan cara ini, siswa pasti lebih semangat dan paham materi karena ada kaitannya langsung dengan dunia mereka. Mantap!

    BalasHapus

Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106

Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.

Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.

- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -