Imigrasi dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Dunia
Pada patung liberty Amerika, ada sebuah untaian baris puisi yang berbunyi, "Give me your tired, your poor, Your huddled masses yearning to breathe free, The wretched refuse of your teeming shore".
Sebelum masuk ke materi Ekonomi Imigrasi, mari mundur dan melihat sekilas sejarah dari perkembangan imigrasi yang ada diseluruh dunia.
Pada artikel ini akan dipelajari apa yang disebut dengan migrasi internasional, adalah ketika orang mulai berpindah dari satu negara menuju ke negara lainnya. Namun, materi migrasi akan dipelajari pada artikel ini bukanlah migrasi internal, yang mengacu pada orang yang berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain dalam satu negara.
Kenapa demikian?
Karena migrasi internasional jauh memiliki dampak ekonomi bagi seluruh manusia yang ada dimuka bumi ketimbang bentuk migrasi yang hanya terjadi dalam wilayah lokal saja. Pada artikel ini juga tidak akan membahas tentang migrasi yang terjadi secara paksa, seperti yang terjadi pada Perdagangan Budak Atlantik yang dilakukan dengan menculik jutaan orang Afrika, dan mengangkut mereka ke Amerika sebagai barang hak milik yang terjadi antara abad ke-16 dan abad ke-19.
Materi migrasi kali ini akan berfokus pada migrasi sukarela yang dilakukan oleh orang-orang yang memilih untuk berpindah ke luar negeri dengan tujuan untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik ketimbang apa yang telah mereka dapatkan diwilayah asalnya.
Pada tahun 1889, seorang ahli geografi bernama Georg Ravenstein menulis sebuah karya yang berjudul Laws of Migration, yang berisi: “Hukum yang buruk atau menindas, pajak yang berat, iklim yang tidak menarik, lingkungan sosial yang tidak menyenangkan, dan bahkan paksaan... semua telah menghasilkan dan masih menghasilkan arus migrasi, tetapi tak satu pun dari arus ini dapat dibandingkan dalam volume dengan apa yang muncul dari keinginan yang melekat pada kebanyakan pria (atau wanita) untuk 'meningkatkan' diri mereka sendiri dalam hal materi". Ravenstein juga menulis selama Migrasi Hebat Atlantik, yang dimulai pada tahun 1840-an ketika sejumlah besar orang Eropa mulai bermigrasi ke Amerika Serikat.
Antara tahun 1880 dan 1910, ada sekitar 17 juta orang Eropa yang tiba di Amerika Serikat. Pada Abad ke-19 sebenarnya fenomena migrasi telah terjadi pada abad tersebut namun masih dalam skala yang relatif lebih kecil, tetapi masih berdampak signifikan, dimana sejumlah imigran Asia tiba juga telah tiba di negera Amerika tersebut, dan sebagian besar telah menetap di Pantai Barat daerah Amerika.
Banyak dari mereka yang datang tersebut karena tertarik dengan fenomena 'Demam Emas', dan kebanyakan dari para imigran tersebut kemudian juga bekerja sebagai buruh di tambang. Mereka juga bekerja di pabrik dan membantu membangun Transcontinental Railroad. Semua proses imigrasi ini, dalam banyak hal, merupakan hasil dari kemajuan teknologi yang berkembang diberbagai belahan dunia. Peningkatan teknologi transportasi seperti kapal uap telah sangat membantu dalam mengurangi biaya dan kesulitan untuk bermigrasi melintasi Atlantik, dan industri yang berkembang pesat di Amerika Serikat juga sangat membutuhkan banyak sekali pekerja untuk membuat mesin produksi untuk terus dapat memproduksi barang. Dengan masuknya imigran ke suatu wilayah, meskipun sebenarnya hal tersebut adalah sesuatu yang baik ekonomi industri, namun pada akhirnya hal tersebut juga akan mendatangkan perlawanan dari masyarakat setempat.
Dimulai pada akhir abad ke-19, serangkaian undang-undang sudah mulai disahkan untuk membatasi kegiatan imigrasi. Pada 1930-an, kegiatan imigrasi Eropa sudah mulai sangat dibatasi, dan imigrasi dari negara-negara Asia pun langsung dilarang aktivitasnya. Banyak dari undang-undang ini tetap berlaku sampai tahun 1960-an, ketika undang-undang baru kemudian muncul untuk membantu mempercepat gelombang imigrasi. Dan samai hari ini, imigrasi adalah sesuatu yang masih menjadi masalah yang sangat besar disetiap negara-negara maju. Cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif bahkan berada dalam pertarungan tiga arah dalam menentukan bagaimana cara untuk menangani proses imigrasi yang terjadi pada negaranya.
Sebelum mempelajari materi tentang Imigrasi dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Dunia, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Cerita Asal Mula Kekayaan Terbentuk dan Penjelasannya, Kebahagiaan dari Sudut Pandang Teori Ekonomi dan Penjelasannya, dan Bantuan Luar Negeri dan Penjelasannya.
Sebuah makna sastra yang indah bukan. Namun demikian, jika dipahami lebih jauh, baris tersebut juga bermakna hal lain, yaitu imigrasi.
Sebelum masuk ke materi Ekonomi Imigrasi, mari mundur dan melihat sekilas sejarah dari perkembangan imigrasi yang ada diseluruh dunia.
Homo Sapiens adalah spesies yang telah bergerak dan berpindah mengelilingi planet ini untuk waktu yang sangat-sangat lama, dengan perkiraan yang bervariasi tentunya. Tetapi jika diteliti secara spesifik manusia modern atau homo sapiens mulai menyebar dari Afrika antara 60.000 hingga 80.000 tahun yang lalu, dan sejak saat itu mereka mulai sibuk bermigrasi ke seluruh belahan dunia. Pada 12.000 tahun yang lalu, sepesies manusia sudah berada hampir di semua benua yang ada dimuka bumi, kecuali Antartika.
Karena Antartika adalah tempat yang mengerikan untuk ditinggali kecuali anda adalah seekor pinguin. Dan sejujurnya, bahkan pinguin pun tampaknya tidak bahagia hidup di sana.
Kenapa demikian?
Karena migrasi internasional jauh memiliki dampak ekonomi bagi seluruh manusia yang ada dimuka bumi ketimbang bentuk migrasi yang hanya terjadi dalam wilayah lokal saja. Pada artikel ini juga tidak akan membahas tentang migrasi yang terjadi secara paksa, seperti yang terjadi pada Perdagangan Budak Atlantik yang dilakukan dengan menculik jutaan orang Afrika, dan mengangkut mereka ke Amerika sebagai barang hak milik yang terjadi antara abad ke-16 dan abad ke-19.
Materi migrasi kali ini akan berfokus pada migrasi sukarela yang dilakukan oleh orang-orang yang memilih untuk berpindah ke luar negeri dengan tujuan untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik ketimbang apa yang telah mereka dapatkan diwilayah asalnya.
Pada tahun 1889, seorang ahli geografi bernama Georg Ravenstein menulis sebuah karya yang berjudul Laws of Migration, yang berisi: “Hukum yang buruk atau menindas, pajak yang berat, iklim yang tidak menarik, lingkungan sosial yang tidak menyenangkan, dan bahkan paksaan... semua telah menghasilkan dan masih menghasilkan arus migrasi, tetapi tak satu pun dari arus ini dapat dibandingkan dalam volume dengan apa yang muncul dari keinginan yang melekat pada kebanyakan pria (atau wanita) untuk 'meningkatkan' diri mereka sendiri dalam hal materi". Ravenstein juga menulis selama Migrasi Hebat Atlantik, yang dimulai pada tahun 1840-an ketika sejumlah besar orang Eropa mulai bermigrasi ke Amerika Serikat.
Antara tahun 1880 dan 1910, ada sekitar 17 juta orang Eropa yang tiba di Amerika Serikat. Pada Abad ke-19 sebenarnya fenomena migrasi telah terjadi pada abad tersebut namun masih dalam skala yang relatif lebih kecil, tetapi masih berdampak signifikan, dimana sejumlah imigran Asia tiba juga telah tiba di negera Amerika tersebut, dan sebagian besar telah menetap di Pantai Barat daerah Amerika.
Baca Juga:
Banyak dari mereka yang datang tersebut karena tertarik dengan fenomena 'Demam Emas', dan kebanyakan dari para imigran tersebut kemudian juga bekerja sebagai buruh di tambang. Mereka juga bekerja di pabrik dan membantu membangun Transcontinental Railroad. Semua proses imigrasi ini, dalam banyak hal, merupakan hasil dari kemajuan teknologi yang berkembang diberbagai belahan dunia. Peningkatan teknologi transportasi seperti kapal uap telah sangat membantu dalam mengurangi biaya dan kesulitan untuk bermigrasi melintasi Atlantik, dan industri yang berkembang pesat di Amerika Serikat juga sangat membutuhkan banyak sekali pekerja untuk membuat mesin produksi untuk terus dapat memproduksi barang. Dengan masuknya imigran ke suatu wilayah, meskipun sebenarnya hal tersebut adalah sesuatu yang baik ekonomi industri, namun pada akhirnya hal tersebut juga akan mendatangkan perlawanan dari masyarakat setempat.
Dimulai pada akhir abad ke-19, serangkaian undang-undang sudah mulai disahkan untuk membatasi kegiatan imigrasi. Pada 1930-an, kegiatan imigrasi Eropa sudah mulai sangat dibatasi, dan imigrasi dari negara-negara Asia pun langsung dilarang aktivitasnya. Banyak dari undang-undang ini tetap berlaku sampai tahun 1960-an, ketika undang-undang baru kemudian muncul untuk membantu mempercepat gelombang imigrasi. Dan samai hari ini, imigrasi adalah sesuatu yang masih menjadi masalah yang sangat besar disetiap negara-negara maju. Cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif bahkan berada dalam pertarungan tiga arah dalam menentukan bagaimana cara untuk menangani proses imigrasi yang terjadi pada negaranya.
Para mayoritas ekonom sebenarnya memiliki pandangan yang setuju bahwa imigrasi adalah hal yang baik untuk ekonomi nasional, dimana sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan imigrasi juga berkaitan dengan peningkatan keseluruhan PDB dan produktivitas pada suatu negara. Namun, dari sudut pandang orang-orang yang menentang imigrasi, hal tersebut juga menunjukkan adanya biaya peneluaran baru yang harus dikeluarkan oleh pemerintah bersamaan dengan proses imigrasi yang terjadi dinegara tersebut. Orang-orang yang menentang imigrasi tersebut, menunjuk pada data yang menyatakan bahwa imigran dengan keterampilan yang rendah cenderung tetap miskin meskipun telah berpindah wilayah kependukukan, dan bahwa sebagian dari kerugian ekonomi yang terjadi disuatu negara tertentu, dapat diturunkan kepada anak-anak mereka dikemudian hari. Imigran yang baru masuk ke wilayah dari negara tertentu juga memerlukan banyak layanan sosial, yang dapat mengakibatkan penurunan upah jangka pendek dan berkontribusi pada ketidaksetaraan dengan memindahkan uang dari tenaga kerja ke modal.
Masalahnya, argumen ini tidak melihat dampak secara keseluruhan dari proses imigrasi.
Ekonom Harvard bernama George Borjas menulis tentang suatu model ekonomi yang disebutnya Immigration Surplus, dimana pertumbuhan populasi melalui imigrasi dapat meningkatkan jumlah permintaan barang, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan lebih banyak perekrutan dan upah yang lebih tinggi. Hal ini sudah pasti dapat mendatangkan merugikan bagi orang-orang yang sudah bekerja sejak lama dinegara tersebut, karena tenaga kerja imigran yang murah dapat menurunkan upah standar yang ada dinegara tersebut. Tetapi sebagian besar ekonom juga menunjukkan fenomena tersebut hanya sebagai efek jangka pendek saja, dan bahwa pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang didorong oleh pertumbuhan penduduk pada akhirnya akan mendorong kenaikan nilai upah. Jadi manfaat imigrasi cenderung tidak hanya dilihat dari sudut pandang keuangan saja, tetapi untuk sesuatu hal yang lain yang jauh lebih besar dimasa depan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa proses imigrasi dapat mengarah kearah yang positif, bahkan dalam kasus peristiwa imigrasi yang ekstrim, pasar tenaga kerja pun dengan cepat dapat beradaptasi dengan arus masuk dari para pekerja baru tersebut.
Satu penelitian lain juga melihat efek dari Mariel Boatlift di pasar tenaga kerja di Miami, dimana pada tahun 1980, hampir 100.000 imigran Kuba tiba di Florida Selatan, dan sekitar 60.000 dari mereka telah menetap di Miami. Terlepas dari gelombang besar pasokan tenaga kerja ini, studi tersebut juga menemukan bahwa imigrasi Mariel tidak menurunkan upah pekerja bagi masyarakat pribumi, dan tidak menyebabkan pengangguran yang meluas yang terjadi di negara tersebut. Para imigran juga dengan cepat diserap ke dalam angkatan kerja dengan dampak yang dapat diabaikan oleh para pekerja lainnya.
Salah satu hal yang menarik tentang surplus imigrasi adalah bahwa surplus hanya memperhitungkan manfaat yang diperoleh warga negara yang sudah tinggal di negara itu sebelum imigran tiba. Namun, hal tersebut ternyata tidak memperhitungkan secara lebih jauh tentang manfaat ekonomi besar yang dapat dinikmati oleh para imigran itu sendiri. Pekerja Irlandia yang datang ke Amerika pada tahun 1870-an dapat melipatgandakan upah mereka selama bekerja dinegara tersebut. Guatemala yang berimigrasi ke Amerika pada 1990-an, juga mampu meningkatkan pendapatan mereka sebanyak enam kali lipat. Seorang ekonom bernama John Kennan memperkirakan bahwa jika pembatasan imigrasi dihapuskan di seluruh dunia, maka pasokan tenaga kerja dunia akan berlipat ganda, akan ada pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dan bahwa pekerja dari negara-negara berkembang tersebut pun dapat melihat upah mereka melonjak dari $8.900 menjadi lebih dari $19.000.
Masalahnya, argumen ini tidak melihat dampak secara keseluruhan dari proses imigrasi.
Ekonom Harvard bernama George Borjas menulis tentang suatu model ekonomi yang disebutnya Immigration Surplus, dimana pertumbuhan populasi melalui imigrasi dapat meningkatkan jumlah permintaan barang, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan lebih banyak perekrutan dan upah yang lebih tinggi. Hal ini sudah pasti dapat mendatangkan merugikan bagi orang-orang yang sudah bekerja sejak lama dinegara tersebut, karena tenaga kerja imigran yang murah dapat menurunkan upah standar yang ada dinegara tersebut. Tetapi sebagian besar ekonom juga menunjukkan fenomena tersebut hanya sebagai efek jangka pendek saja, dan bahwa pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang didorong oleh pertumbuhan penduduk pada akhirnya akan mendorong kenaikan nilai upah. Jadi manfaat imigrasi cenderung tidak hanya dilihat dari sudut pandang keuangan saja, tetapi untuk sesuatu hal yang lain yang jauh lebih besar dimasa depan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa proses imigrasi dapat mengarah kearah yang positif, bahkan dalam kasus peristiwa imigrasi yang ekstrim, pasar tenaga kerja pun dengan cepat dapat beradaptasi dengan arus masuk dari para pekerja baru tersebut.
Satu penelitian lain juga melihat efek dari Mariel Boatlift di pasar tenaga kerja di Miami, dimana pada tahun 1980, hampir 100.000 imigran Kuba tiba di Florida Selatan, dan sekitar 60.000 dari mereka telah menetap di Miami. Terlepas dari gelombang besar pasokan tenaga kerja ini, studi tersebut juga menemukan bahwa imigrasi Mariel tidak menurunkan upah pekerja bagi masyarakat pribumi, dan tidak menyebabkan pengangguran yang meluas yang terjadi di negara tersebut. Para imigran juga dengan cepat diserap ke dalam angkatan kerja dengan dampak yang dapat diabaikan oleh para pekerja lainnya.
Salah satu hal yang menarik tentang surplus imigrasi adalah bahwa surplus hanya memperhitungkan manfaat yang diperoleh warga negara yang sudah tinggal di negara itu sebelum imigran tiba. Namun, hal tersebut ternyata tidak memperhitungkan secara lebih jauh tentang manfaat ekonomi besar yang dapat dinikmati oleh para imigran itu sendiri. Pekerja Irlandia yang datang ke Amerika pada tahun 1870-an dapat melipatgandakan upah mereka selama bekerja dinegara tersebut. Guatemala yang berimigrasi ke Amerika pada 1990-an, juga mampu meningkatkan pendapatan mereka sebanyak enam kali lipat. Seorang ekonom bernama John Kennan memperkirakan bahwa jika pembatasan imigrasi dihapuskan di seluruh dunia, maka pasokan tenaga kerja dunia akan berlipat ganda, akan ada pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dan bahwa pekerja dari negara-negara berkembang tersebut pun dapat melihat upah mereka melonjak dari $8.900 menjadi lebih dari $19.000.
Temuan Surplus Imigrasi Borjas juga memberikan suatu perbedaan antara pekerja berketerampilan tinggi dan berketerampilan rendah. Borjas mencatat bahwa kedatangan pekerja dalam jumlah besar dengan berketerampilan tinggi berkaitan dengan surplus imigrasi yang lebih besar. Dan model tersebut juga menunjukkan bahwa jika arus imigran terlalu berbobot ke pekerja tidak terampil, maka surplus imigran akan menjadi lebih kecil, dan pertumbuhan yang datang bersamaan dengan imigrasi juga dapat diperlambat.
Tapi, surplus, dalam banyak kasus, masih tetap terjadi.
Mendorong imigrasi pekerja berketerampilan tinggi juga memiliki manfaat lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa imigran berketerampilan tinggi adalah inovator yang baik, yang menemukan bahwa bahwa pengusaha kelahiran asing telah berhasil mendaftarkan sekitar 25% paten baru di Amerika Serikat, dan penelitian lain juga telah menemukan bahwa penggandaan kuota untuk visa H1-B pada tahun 1998 memungkinkan pemberi kerja untuk lebih mudah mempekerjakan pekerja asing berketerampilan tinggi yang menyebabkan peningkatan pendapatan rata-rata bagi perusahaannya sebesar 15% untuk perusahaan yang berpartisipasi.
Tapi, surplus, dalam banyak kasus, masih tetap terjadi.
Mendorong imigrasi pekerja berketerampilan tinggi juga memiliki manfaat lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa imigran berketerampilan tinggi adalah inovator yang baik, yang menemukan bahwa bahwa pengusaha kelahiran asing telah berhasil mendaftarkan sekitar 25% paten baru di Amerika Serikat, dan penelitian lain juga telah menemukan bahwa penggandaan kuota untuk visa H1-B pada tahun 1998 memungkinkan pemberi kerja untuk lebih mudah mempekerjakan pekerja asing berketerampilan tinggi yang menyebabkan peningkatan pendapatan rata-rata bagi perusahaannya sebesar 15% untuk perusahaan yang berpartisipasi.
Satu subteks dari perdebatan yang terjadi mengenai para imigran berketerampilan tinggi dan berketerampilan rendah adalah bagaimana cara para imigran tersebut dapat masuk ke suatu wilayah. Dimana perbedebatan ini sebenarnya lebih berpusat pada perbedaan antara imigran yang tiba di Amerika melalui jalur resmi, dan mereka yang memasuki negara tersebut tanpa melalui yang tidak resmi.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan terhadap 11 juta imigran tidak berdokumen yang sudah ada di negara Amerika tersebut?
Pada tahun 2014, pemerintah federal telah mendeportasi sebanyak 369.000 imigran, 9 kali lebih banyak dari yang diusir pada tahun 1994. Dan dari sudut pandang ekonomi, mengusir orang dari suatu wilayah mungkin adalah sesuatu tidak masuk akal. Faktanya, berbagai penelitian telah menemukan bahwa memperluas status hukum kepada imigran yang tidak berdokumen akan menjadi hal yang sangat positif baik bagi imigran itu sendiri ataupun bagi kemajuan suatu negara. Para pendukung proses imigrasi, mengatakan bahwa pekerja yang baru yang didokumentasikan akan mendapatkan perlindungan tenaga kerja, dan akan bebas untuk mengejar pekerjaan yang lebih sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
Beberapa ekonom memperkirakan bahwa upah pekerja saat ini akan terus bisa naik hingga angka 15%. Dan ketika pekerja tersebut dibayar lebih, maka mereka akan cenderung membeli lebih banyak barang diwilayah tempat mereka tinggal atau bekerja. Karena jumlah permintaan barang yang meningkat, maka hal tersebut dapat mengarah pada proses produksi barang yang lebih banyak, yang juga akan mengarah pada lebih banyak perekrutan tenaga kerja baru untuk kegiatan produksi tersebut.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan terhadap 11 juta imigran tidak berdokumen yang sudah ada di negara Amerika tersebut?
Pada tahun 2014, pemerintah federal telah mendeportasi sebanyak 369.000 imigran, 9 kali lebih banyak dari yang diusir pada tahun 1994. Dan dari sudut pandang ekonomi, mengusir orang dari suatu wilayah mungkin adalah sesuatu tidak masuk akal. Faktanya, berbagai penelitian telah menemukan bahwa memperluas status hukum kepada imigran yang tidak berdokumen akan menjadi hal yang sangat positif baik bagi imigran itu sendiri ataupun bagi kemajuan suatu negara. Para pendukung proses imigrasi, mengatakan bahwa pekerja yang baru yang didokumentasikan akan mendapatkan perlindungan tenaga kerja, dan akan bebas untuk mengejar pekerjaan yang lebih sesuai dengan keahlian yang mereka miliki.
Beberapa ekonom memperkirakan bahwa upah pekerja saat ini akan terus bisa naik hingga angka 15%. Dan ketika pekerja tersebut dibayar lebih, maka mereka akan cenderung membeli lebih banyak barang diwilayah tempat mereka tinggal atau bekerja. Karena jumlah permintaan barang yang meningkat, maka hal tersebut dapat mengarah pada proses produksi barang yang lebih banyak, yang juga akan mengarah pada lebih banyak perekrutan tenaga kerja baru untuk kegiatan produksi tersebut.
Kantor Anggaran Kongres non-partisan memproyeksikan pada tahun 2007 bahwa reformasi imigrasi akan membawa pekerja tidak berdokumen ke dalam basis pajak, dan bahwa pertumbuhan pendapatan akan mengimbangi biaya dengan rasio dua banding satu. Banyak organisasi partisan juga menyetujui hal ini. Lembaga pemikir liberal, Center for American Progress, memperkirakan bahwa memberikan status hukum kepada pekerja yang tidak berdokumen dapat menciptakan lebih dari 200.000 pekerjaan tambahan per tahun. Grover Norquist, dari American for Tax Reform, menulis bahwa melegalkan pekerja tidak berdokumen akan, “membebaskan jutaan orang yang sekarang bekerja di suatu bidang kerja untuk pindah ke tempat pekerjaan mereka yang paling produktif untuk diri mereka sendiri dan untuk ekonomi nasional”. Juga Heritage Foundation yang merupakan suatu lembaga yang konservatif pun menulis pada tahun 2006 bahwa, “Tidak peduli apakah pekerja tersebut berketerampilan rendah atau berketerampilan tinggi, imigran (tetap dapat) meningkatkan output nasional, meningkatkan spesialisasi, dan memberikan keuntungan ekonomi bersih (pada suatu negara)”.
Para peneliti telah memodelkan efek ekonomi dari berbagai kemungkinan tanggapan kebijakan terhadap imigran tidak berdokumen yang ada di Amerika Serikat, mulai dari deportasi penuh, legalisasi penuh, dan legalisasi penuh dengan kontrol perbatasan tambahan. Dari beberapa kebijakan tersebut, mereka menemukan bahwa deportasi penuh akan memotong PDB sebesar 0,61% dan legalisasi penuh, di sisi lain, akan meningkatkan PDB sebesar 0,53%. Sedangkan legalisasi dengan lebih banyak pembatasan hukum, akan mengakibatkan meningkatnya PDB sebesar 0,17%. Jadi, jika perdebatan tentang imigrasi semata-mata hanya tentang masalah ekonomi, maka sudah pasti tidak perlu ada banyak hal yang perlu dipermasalahkan.
Namun, tetap saja dunia adalah tempat yang kompleks.
Dari sekian banyak hal positif tentang imigrasi dari sudut pandang ekonomi, tetap saja ada beberapa orang yang menjadi penentang aktivitas imigrasi ke suatu negara, yang berpendapat bahwa perluasan imigrasi adalah sesuatu yang dapat berdampak pada risiko keamanan. Mereka juga berpendapat bahwa penegakan perbatasan yang longgar dapat menyebabkan lebih banyak barang ilegal yang masuk dapat ke negara tersebut, seperti obat-obatan terlarang yang diselundupkan. Ada juga sentimen kuat bahwa seseorang tidak boleh diberi kewarganegaraan jika orang tersebut melanggar hukum atau aturan yang telah ditetapkan oleh suatu negara.
Mungkin akan terdengar sangat klise, namun demikian Amerika sendiri sebenarnya adalah negara imigran. Amerika Serikat adalah negera yang memiliki total populasi imigran terbesar di dunia, dengan jumlah sebesar 41 juta jiwa. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 dari Pew Research Center menemukan bahwa sekitar setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat mengatakan bahwa imigran memperkuat ekonomi nasional, dan sebagiannya lagi mengatakan bahwa imigran adalah beban negara.
Para peneliti telah memodelkan efek ekonomi dari berbagai kemungkinan tanggapan kebijakan terhadap imigran tidak berdokumen yang ada di Amerika Serikat, mulai dari deportasi penuh, legalisasi penuh, dan legalisasi penuh dengan kontrol perbatasan tambahan. Dari beberapa kebijakan tersebut, mereka menemukan bahwa deportasi penuh akan memotong PDB sebesar 0,61% dan legalisasi penuh, di sisi lain, akan meningkatkan PDB sebesar 0,53%. Sedangkan legalisasi dengan lebih banyak pembatasan hukum, akan mengakibatkan meningkatnya PDB sebesar 0,17%. Jadi, jika perdebatan tentang imigrasi semata-mata hanya tentang masalah ekonomi, maka sudah pasti tidak perlu ada banyak hal yang perlu dipermasalahkan.
Namun, tetap saja dunia adalah tempat yang kompleks.
Dari sekian banyak hal positif tentang imigrasi dari sudut pandang ekonomi, tetap saja ada beberapa orang yang menjadi penentang aktivitas imigrasi ke suatu negara, yang berpendapat bahwa perluasan imigrasi adalah sesuatu yang dapat berdampak pada risiko keamanan. Mereka juga berpendapat bahwa penegakan perbatasan yang longgar dapat menyebabkan lebih banyak barang ilegal yang masuk dapat ke negara tersebut, seperti obat-obatan terlarang yang diselundupkan. Ada juga sentimen kuat bahwa seseorang tidak boleh diberi kewarganegaraan jika orang tersebut melanggar hukum atau aturan yang telah ditetapkan oleh suatu negara.
Mungkin akan terdengar sangat klise, namun demikian Amerika sendiri sebenarnya adalah negara imigran. Amerika Serikat adalah negera yang memiliki total populasi imigran terbesar di dunia, dengan jumlah sebesar 41 juta jiwa. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 dari Pew Research Center menemukan bahwa sekitar setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat mengatakan bahwa imigran memperkuat ekonomi nasional, dan sebagiannya lagi mengatakan bahwa imigran adalah beban negara.
Referensi Tambahan:
- Pertimbangan Memilih Wallet Bitcoin dan Penjelasannya
- Cara Menambang Bitcoin dan Penjelasannya
- Tahap Transaksi Send dan Receive Bitcoin
- Pertimbangan Sebelum Membeli Bitcoin dan Penjelasannya
- Alasan Investasi Saham Ketika Pensiun dan Penjelasannya
- Cara Menghasilkan Uang Menggunakan Blog untuk Pemula
- Tips Investasi Saham Bagi Pemula dan Penjelasannya
Artikel ini didedikasikan kepada: Septa Ami Maulana, Seva Arga Rafli Idris, Shofi Ayu Iftianisa, Siti Chotijah, dan Sofiesha Nurma Nuranita.
5 komentar untuk " Imigrasi dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Dunia"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Hal yang sudah menjadi permasalah utama setiap negara yang berkaitan dengan masalah imigrasi adalah masalah rasialisme.
BalasHapusJangankan di Amerika, di Indonesia sendiri masih banyak sekali ditemukan para imigran-imigran gelap dari negara-negara afrika dan prindapan.
BalasHapusMasa iya, bukannya sebaliknya, negara Indonesia sendiri yang paling sering mengirimkan para pekerjanya ke negara-negara asing. Bahkan ada yang sering ketangkap karena masuk secara ilegal ke negara yang dituju tersebut.
HapusEnaknya punya keluarga imigran yang kerja diluar negeri itu, klo lebaran selalu dapat kiriman uang.
BalasHapusAku ingin bermigrasi ke planet mars, sepertinya di sana menyenangkan karena tidak ada lautan yang dapat menjadi pemisah untuk setiap wilayah.
BalasHapus