Keunggulan Bitcoin dan Penjelasannya
Sebelum membicarakan tentang bitcoin, terlebih dahulu mari pahami apa yang dimaksud dengan uang. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan uang? Pada dasarnya, uang adalah segala sesuatu yang mewakili nilai tertentu.
Sebelum mempelajari materi tentang Keunggulan Bitcoin dan Penjelasannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Cloud Computing dan Jenis Penggunaannya, Asam Urat Penyakit Orang Kaya dan Faktanya, dan Sejarah Pasar Modal Saham dan Perkembangannya.
Jika seseorang dipekerjaan pada suatu bidang pekerjaan tertentu, maka orang yang dipekerjakan tersebut akan diberikan uang sebagai ganti nilai dari jasa pekerjaan yang telah dilakukannya. Kemudian, yang telah diberikan kepada seseorang tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga dari orang lain pula di masa depan.
Sepanjang sejarah, nilai dari uang telah mengambil banyak bentuk dan orang-orang juga telah banyak menggunakan nilai tersebut dari berbagai bahan atau bentuk yang digunakan untuk mewakili nilai dari uang tersebut, seperti garam, gandum, kerang, dan tentu saja emas, yang semunya telah digunakan sebagai alat tukar untuk mewakili nilai uang. Namun, agar sesuatu dapat mewakili nilainya masing-masing, maka nilai dari sesuatu hal atau benda tersebut harus dipercaya memiliki nilai yang berharga dan akan tetap berharga selama waktu tertentu bagi mereka yang menggunakannya untuk menebus nilai dalam bentuk lain di masa depan. Sampai sekitar seratus tahun yang lalu semua manusia telah selalu mempercayai sesuatu hal atau benda yang dapat digunakan untuk mewakili nilai dari uang. Namun, kemudian mulai terjadi perubahan tentang makna uang di masyarakat, dimana nilai uang yang semula selalu diwakilkan dengan bentuk benda tertentu yang diyakini memiliki nilai yang berharga, kemudian berubah makna dimana nilai uang yang berharga tersebut tidak lagi ditentukan berdasarkan acuan benda melainkan melalui suatu kesepakatan. Kesepakatan dalam hal ini adalah sebuah keputusan bersama yang diambil oleh sekelompok orang yang dipercayai dapat menjaga nilai dari uang tersebut untuk dapat berlakuk secara sama bagi semua masyarakat yang menggunakannya.
Pada awalnya, ketika seseorang atau sekelompok orang mulai mewakilkan nilai uang terhadap sebuah benda tertentu, maka pada saat itu manusia secara tidak langsung telah menciptakan sistem moneter yang ada pada lingkungannya, dimana uang atau benda berharga yang dimiliki oleh setiap orang pada komunitas tertentu, fungsinya tidak hanya berguna sebagai alat tukar atau transaksi saja, tetapi sudah memiliki peranan lain yaitu sebagai alat ukur untuk menilai tingkat kekayaan seseorang. Dan seiring berjalannya waktu, semakin banyak benda berharga atau uang yang dimiliki oleh seseorang, maka akan semakin sulit pula orang tersebut untuk mebawa kekayaan uang yang dimilikinya tersebut, karena bentuk kekayaan uang tersebut masih diwakilkan dalam bentuk benda. Karena kesulitas tersebut, orang-orang pun kemudian mulai memikirkan alternatif lain selain benda berharga yang dapat digunakan secara lebih efisien untuk mewakili nilai dari sebuah uang. Salah satu alternatif yang dapat digunakan hingga saat ini adalah dengan menggunakan uang kertas, dimana pada selembar kertas yang digunakan sebagai alat transaksi, nilainya dapat berbeda-beda dan dapat diberlakukan secara universal pada lingkungan yang menggunakan uang kertas tersebut.
Nilai dari uang kertas yang digunakan oleh masyarakat tersebut penentuannya dilakukan oleh pihak yang dipercaya secara umum oleh masyarakat, yaitu pemerintah atau pihak bank.
Pada awal perkembangan penggunaan dari uang kertas, pihak bank atau pemerintah akan menawarkan orang-orang untuk menitipkan benda berharganya, dalam hal ini adalah emas, untuk disimpan pada brankas yang dimiliki oleh pihak bank tersebut; katakanlah senilai 1000 kg emas, dan sebagai imbalannya, bank akan memberikan sertifikat tanda terima, yang disebut sebagai tagihan, dengan nilai sebesar setara 1000 kg emas tersebut. Manfaatnya, tidak hanya potongan-potongan kertas ini lebih mudah dibawa, tetapi seseorang dapat menggunakan uang kertas yang dimilikinya untuk secangkir kopi dan tidak perlu memotong batangan emas yang disimpannya dibrankas menjadi ribuan keping yang lebih kecil untuk dibawa kemana-mana guna membeli secangkir kopi saja. Dan jika seseorang ingin emas yang disimpannya ditarik kembali, maka orang tersebut cukup mengambil uang kertas yang setara dengan nilai 1000 kg emas tersebut dan mengembalikannya ke bank untuk menebus emas dalam bentuk benda yang sesungguhnya, kapan pun orang tersebut membutuhkannya.
Sejak saat itu, uang kertas kemudian mulai digunakan sebagai sebagai instrumen transaksi dalam kegiatan perdagangan dimasyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, dan karena perubahan berbagai faktor makroekonomi, ikatan antara kwitansi kertas dan emas tersebut pun kemudian putus.
Nilai dari uang kertas yang digunakan oleh masyarakat tersebut penentuannya dilakukan oleh pihak yang dipercaya secara umum oleh masyarakat, yaitu pemerintah atau pihak bank.
Pada awal perkembangan penggunaan dari uang kertas, pihak bank atau pemerintah akan menawarkan orang-orang untuk menitipkan benda berharganya, dalam hal ini adalah emas, untuk disimpan pada brankas yang dimiliki oleh pihak bank tersebut; katakanlah senilai 1000 kg emas, dan sebagai imbalannya, bank akan memberikan sertifikat tanda terima, yang disebut sebagai tagihan, dengan nilai sebesar setara 1000 kg emas tersebut. Manfaatnya, tidak hanya potongan-potongan kertas ini lebih mudah dibawa, tetapi seseorang dapat menggunakan uang kertas yang dimilikinya untuk secangkir kopi dan tidak perlu memotong batangan emas yang disimpannya dibrankas menjadi ribuan keping yang lebih kecil untuk dibawa kemana-mana guna membeli secangkir kopi saja. Dan jika seseorang ingin emas yang disimpannya ditarik kembali, maka orang tersebut cukup mengambil uang kertas yang setara dengan nilai 1000 kg emas tersebut dan mengembalikannya ke bank untuk menebus emas dalam bentuk benda yang sesungguhnya, kapan pun orang tersebut membutuhkannya.
Baca Juga:
Sejak saat itu, uang kertas kemudian mulai digunakan sebagai sebagai instrumen transaksi dalam kegiatan perdagangan dimasyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, dan karena perubahan berbagai faktor makroekonomi, ikatan antara kwitansi kertas dan emas tersebut pun kemudian putus.
Untuk dapat menjelaskan hal tersebut, maka prosesnya akan banyak melihatkan instrumen penilaian dari berbagai bidang. Tetapi, jika dipahami secara sederhana maka cukup dipahami bahwa pemerintah memberi tahu rakyatnya bahwa pemerintah sendiri akan bertanggung jawab atas nilai uang kertas tersebut. Dan masyarakat pun juga bersepakat untuk berkata bahwa "mari lupakan saja emas dan hanya fokus menggunakan uang kertas saja sebagai alat perdagangan". Karena keputusan tersebut, masyarakat pun kemudian selanjutnya secara terus-menerus berdagang dengan kuitansi yang nilainya sudah tidak didukung apa-apa lagi selain perjanjian atau kesepakatan hukum dari pemerintah.
Dan mengapa tersebut dapat terus bekerja? Jawabannya adalah karena kepercayaan.
Meskipun tidak ada komoditas nyata yang mendukung nilai dari uang kertas tersebut, orang-orang mempercayai pemerintah dan segala keputusan hukumnya, dan begitulah cara uang kertas diciptakan. Fiat adalah kata lain dari uang dalam bahasa Latin yang berarti "dengan keputusan". Artinya Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya dalam hal ini memiliki nilainya masing-masing karena pemerintah yang telah membuat keputusan hukumnya. Inilah yang dikenal sebagai "alat pembayaran yang sah" atau legal. Jadi nilai uang hari ini sebenarnya berasal dari status hukum yang diberikan oleh otoritas pusat atau pemerintah, dan bukan dari nilai barang atau benda.
Namun demikian, pada penerapan sistem keuangan terbaru, Uang fiat (kertas) ternyata masih memiliki dua kelemahan utama, yaitu:
Guna mengtasi permasalahan tersebut, maka pemerintah kemudian memikirkan alternatif lain selain uang kertas, yang dapat digunakan untuk menahan laju produksi dan penggunaan uang kertas secara berlebihan. Jawabannya adalah dengan menggunakan uang digital.
Karena masyarakat sudah memiliki otoritas pusat yang mengeluarkan uang, jadi mengapa tidak menghasilkan uang yang sebagian besar sudah didigitalisasi dan dan membiarkan otoritas tersebut untuk melacak siapa saja yang telah memiliki nilai dari uang yang disebarkan sebelumnya. Dengan adanya penggunaan teknologi uang digital tersbut, maka jumlah uang fisik (kertas) yang ada di seluruh dunia hampir dapat diabaikan dan jumlahnya pun akan semakin kecil setiap tahun.
Jadi, jika uang yang digunakan saat ini kebanyakan sudah berbentuk digital atau sudah tidak berbentuk kertas lagi, maka bagaimana cara untuk menggunakannya pada kegiatan transaksi?
Meskipun tidak ada komoditas nyata yang mendukung nilai dari uang kertas tersebut, orang-orang mempercayai pemerintah dan segala keputusan hukumnya, dan begitulah cara uang kertas diciptakan. Fiat adalah kata lain dari uang dalam bahasa Latin yang berarti "dengan keputusan". Artinya Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya dalam hal ini memiliki nilainya masing-masing karena pemerintah yang telah membuat keputusan hukumnya. Inilah yang dikenal sebagai "alat pembayaran yang sah" atau legal. Jadi nilai uang hari ini sebenarnya berasal dari status hukum yang diberikan oleh otoritas pusat atau pemerintah, dan bukan dari nilai barang atau benda.
Namun demikian, pada penerapan sistem keuangan terbaru, Uang fiat (kertas) ternyata masih memiliki dua kelemahan utama, yaitu:
- Sistem Terpusat: Karena proses penentuan nilai ditentukan oleh satu otoritas utama, maka saat otoritas utama yang diberikan kewenangan tersebut korup atau tidak mampu untuk menangani tugasnya dengan baik, maka seluruh sistem transaksi yang digunakan oleh masyarakat tersebut juga dapat terkena dampaknya.
- Tidak adanya batasan terhadap jumlah produksi dari uang kertas: Pemerintah atau bank sentral dapat mencetak sebanyak apapun uang kertas yang mereka inginkan kapan pun dibutuhkan dan juga dapat menggelembungkannya dalam jumlah yang sangat besar. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mencetak, namun jika jumlah uang yang dicetak sudah terlalu banyak, maka nilai dari uang tersebut dapat turun.
Guna mengtasi permasalahan tersebut, maka pemerintah kemudian memikirkan alternatif lain selain uang kertas, yang dapat digunakan untuk menahan laju produksi dan penggunaan uang kertas secara berlebihan. Jawabannya adalah dengan menggunakan uang digital.
Karena masyarakat sudah memiliki otoritas pusat yang mengeluarkan uang, jadi mengapa tidak menghasilkan uang yang sebagian besar sudah didigitalisasi dan dan membiarkan otoritas tersebut untuk melacak siapa saja yang telah memiliki nilai dari uang yang disebarkan sebelumnya. Dengan adanya penggunaan teknologi uang digital tersbut, maka jumlah uang fisik (kertas) yang ada di seluruh dunia hampir dapat diabaikan dan jumlahnya pun akan semakin kecil setiap tahun.
Jadi, jika uang yang digunakan saat ini kebanyakan sudah berbentuk digital atau sudah tidak berbentuk kertas lagi, maka bagaimana cara untuk menggunakannya pada kegiatan transaksi?
Maksudnya, jika seseorang memiliki file yang mewakili nilai dari uang kertas satu dolar, maka hal apa yang dapat menghentikan orang tersebut untuk menyalin file yang dimilkinya tersebut sebanyak jutaan kali, sehingga nilai dari file tersebut tidak terduplikasi ke file lain?
Solusi yang digunakan oleh pemerintah atau pihak bank saat ini adalah solusi “terpusat”, dimana pihak bank akan menyimpan buku besar (ledger) yang mereka miliki pada server yang mereka digunakan untuk melacak siapa saja yang telah terdaftar sebagai pemilik dari uang digital tersebut. Dimana jika ada otoritas atau individu yang mengaku, memiliki uang digital yang terdapat bank yang tersebut, dan catatan yang yang diberikan antara pemilik uang dan pihak bank tidak sesuai, maka nilai dari uang digital yang dimiliki oleh individu yang mengaku memiliki uang pada bank tersebut adalah tidak sah atau ilegal. Setiap orang yang menyimpan uangnya pada bank, sudah pasti mempercayai pihak bank tersebut. Pegitu pula pihak bank, mereka sudah pasti mempercayai sistem keamanan digital yang dimilikinya guna meyakinkan masyarakat untuk menyimpan uangnya pada pihak bank tersebut. Sehingga titik utama dari sistem kepercayaan terhadap uang digital tersebut adalah terpusat pada komputer atau server yang dimiliki oleh bank.
Seseorang mungkin tidak mengetahui hal ini, tetapi setiap kali seseorang memberi kendali atas sejumlah besar uang beredar pada suatu wilayah, berarti orang tersebut telah memberi mereka kekuatan yang sangat besar untuk mengontrol kekayaan setiap orang, dan hal ini juga dapat menciptakan tiga masalah utama, yaitu:
Tapi kemudian muncul alternatif lain...
Pada bulan Oktober 2008 sebuah dokumen diterbitkan secara online oleh seorang pria yang menyebut dirinya Satoshi Nakamoto. Dokumen tersebut, juga disebut whitepaper, yang menyarankan cara untuk membuat sistem mata uang terdesentralisasi yang disebut Bitcoin. Sistem ini diklaim mampu menciptakan uang digital yang menyelesaikan masalah "double spending" tanpa memerlukan otoritas pusat. Pada intinya Bitcoin adalah buku besar transparan tanpa otoritas pusat yang mengaturnya, tetapi apa arti sebenarnya dari frasa yang membingungkan ini?
Mari bandingkan cara kerja Bitcoin dengan bank.
Karena sebagian besar uang saat ini sudah digital, bank pada dasarnya hanya mengelola buku besar saldo dan transaksinya sendiri. Namun buku besar bank sifatnya tidak transparan dan hanya disimpan di komputer utama milik bank saja. Anda tidak dapat mengintip buku besar bank yang dimiliki oleh pihak bank tersebut, dan hanya bank yang memiliki kendali penuh atas hal tersebut. Bitcoin, di sisi lain adalah buku besar yang sama seperti yang digunakan oleh pihak bank namun sifatnya adalah transparan, dimana tidak ada otoritas manapun yang dihalangi untuk dapat melihat catata tersebut. Kapan saja seseorang dapat melihat ke dalam buku besar tersebut dan dapat melihat semua transaksi dan saldo yang terjadi pada buku tersebut. Satu-satunya hal yang tidak dapat diketahui adalah siapa yang memiliki saldo dan siapa yang berada di balik setiap transaksi yang dilakukan tersebut.
Ini berarti Bitcoin adalah pseudo-anonim.
Semuanya terbuka, transparan, dan dapat dilacak tetapi seseorang masih tidak dapat membedakan siapa yang mengirim apa, kepada siapa.
Mari pahami hal tersebut melalui sebuah contoh.
Seseorang dapat melihat di layar baris tertentu dari buku besar Bitcoin. Orang tersebut juga dapat melihat bahwa alamat Bitcoin tertentu mengirim 10.000 Bitcoin ke alamat Bitcoin lain pada Mei 2010. Transaksi spesifik ini adalah pembelian pertama yang pernah dilakukan dengan Bitcoin dan digunakan untuk membeli 2 pizza oleh seorang pria bernama Laszlo. Laszlo menerbitkan sebuah posting pada tahun 2010 meminta seseorang untuk menjual 2 pizza kepadanya dengan imbalan 10.000 Bitcoin. Nah, seseorang melakukannya, dan sekarang harga kedua Pizza ini bernilai lebih dari 100 juta dolar hari ini.
Bitcoin adalah sistem keuangan yang terdesentralisasi.
Tidak ada satupun komputer yang memegang otoritas terhadap buku besar (ledger) Bitcoin. Dengan Bitcoin, setiap komputer yang berpartisipasi dalam sistem juga dapat menyimpan salinan buku besar, yang juga dikenal sebagai Blockchain. Jadi, jika seseorang ingin menghapus sistem atau meretas buku besar tersebut, maka orang tersebut harus menghapus ribuan komputer yang menyimpan salinannya, yang diperbarui secara terus-menerus.
Solusi yang digunakan oleh pemerintah atau pihak bank saat ini adalah solusi “terpusat”, dimana pihak bank akan menyimpan buku besar (ledger) yang mereka miliki pada server yang mereka digunakan untuk melacak siapa saja yang telah terdaftar sebagai pemilik dari uang digital tersebut. Dimana jika ada otoritas atau individu yang mengaku, memiliki uang digital yang terdapat bank yang tersebut, dan catatan yang yang diberikan antara pemilik uang dan pihak bank tidak sesuai, maka nilai dari uang digital yang dimiliki oleh individu yang mengaku memiliki uang pada bank tersebut adalah tidak sah atau ilegal. Setiap orang yang menyimpan uangnya pada bank, sudah pasti mempercayai pihak bank tersebut. Pegitu pula pihak bank, mereka sudah pasti mempercayai sistem keamanan digital yang dimilikinya guna meyakinkan masyarakat untuk menyimpan uangnya pada pihak bank tersebut. Sehingga titik utama dari sistem kepercayaan terhadap uang digital tersebut adalah terpusat pada komputer atau server yang dimiliki oleh bank.
Seseorang mungkin tidak mengetahui hal ini, tetapi setiap kali seseorang memberi kendali atas sejumlah besar uang beredar pada suatu wilayah, berarti orang tersebut telah memberi mereka kekuatan yang sangat besar untuk mengontrol kekayaan setiap orang, dan hal ini juga dapat menciptakan tiga masalah utama, yaitu:
- Isu pertama adalah korupsi: Ketika bank memiliki mandat untuk menciptakan uang, atau nilai, pada dasarnya mereka telah diberi kendali untuk mengontrol aliran nilai yang ada di seluruh dunia, yang akan memberi mereka kekuatan yang hampir tak terbatas. Contoh kecil bagaimana korupsi kekuasaan dapat dilihat dalam skandal Wells Fargo dimana karyawan diam-diam menciptakan jutaan sumber daya yang tidak sah uang yang disimpan oleh rakyatnya.
- Masalah kedua dari sistem terpusat adalah salah urus: Jika kepentingan otoritas pusat tidak selaras dengan orang-orang yang dikendalikannya, maka akan terjadi kasus salah urus uang. Misalnya, mencetak uang dalam jumlah banyak untuk menyelamatkan bank atau lembaga tertentu dari keruntuhan, seperti yang terjadi pada tahun 2008. Masalahnya, dengan mencetak uang terlalu banyak, hal tersebut dapat menyebabkan inflasi dan dapat mengikis nilai uang yang dimiliki oleh negara tersebut. Salah satu contoh ekstrim untuk ini adalah Venezuela, dimana pemerintah telah mencetak begitu banyak uang, dan nilainya telah turun begitu banyak, sehingga orang tidak lagi menghitung uang tetapi malah menimbangnya.
- Isu terakhir adalah kontrol: Seseorang yang menyimpan uangnya di bank, pada dasarnya telah menyerahkan semua kendali atas uang yang dimilikinya kepada pemerintah atau bank. Kapan saja pemerintah dapat memutuskan untuk membekukan akun orang tersebut dan dapat menolaknya. Bahkan jika seseorang hanya menggunakan uang tunai saja tanpa menggunakan uang digital, pemerintah tetap dapat membatalkan status hukum mata uang yang dimiliki oleh orang tersebut seperti yang dilakukan di India beberapa tahun yang lalu.
Tapi kemudian muncul alternatif lain...
Pada bulan Oktober 2008 sebuah dokumen diterbitkan secara online oleh seorang pria yang menyebut dirinya Satoshi Nakamoto. Dokumen tersebut, juga disebut whitepaper, yang menyarankan cara untuk membuat sistem mata uang terdesentralisasi yang disebut Bitcoin. Sistem ini diklaim mampu menciptakan uang digital yang menyelesaikan masalah "double spending" tanpa memerlukan otoritas pusat. Pada intinya Bitcoin adalah buku besar transparan tanpa otoritas pusat yang mengaturnya, tetapi apa arti sebenarnya dari frasa yang membingungkan ini?
Mari bandingkan cara kerja Bitcoin dengan bank.
Karena sebagian besar uang saat ini sudah digital, bank pada dasarnya hanya mengelola buku besar saldo dan transaksinya sendiri. Namun buku besar bank sifatnya tidak transparan dan hanya disimpan di komputer utama milik bank saja. Anda tidak dapat mengintip buku besar bank yang dimiliki oleh pihak bank tersebut, dan hanya bank yang memiliki kendali penuh atas hal tersebut. Bitcoin, di sisi lain adalah buku besar yang sama seperti yang digunakan oleh pihak bank namun sifatnya adalah transparan, dimana tidak ada otoritas manapun yang dihalangi untuk dapat melihat catata tersebut. Kapan saja seseorang dapat melihat ke dalam buku besar tersebut dan dapat melihat semua transaksi dan saldo yang terjadi pada buku tersebut. Satu-satunya hal yang tidak dapat diketahui adalah siapa yang memiliki saldo dan siapa yang berada di balik setiap transaksi yang dilakukan tersebut.
Ini berarti Bitcoin adalah pseudo-anonim.
Semuanya terbuka, transparan, dan dapat dilacak tetapi seseorang masih tidak dapat membedakan siapa yang mengirim apa, kepada siapa.
Mari pahami hal tersebut melalui sebuah contoh.
Seseorang dapat melihat di layar baris tertentu dari buku besar Bitcoin. Orang tersebut juga dapat melihat bahwa alamat Bitcoin tertentu mengirim 10.000 Bitcoin ke alamat Bitcoin lain pada Mei 2010. Transaksi spesifik ini adalah pembelian pertama yang pernah dilakukan dengan Bitcoin dan digunakan untuk membeli 2 pizza oleh seorang pria bernama Laszlo. Laszlo menerbitkan sebuah posting pada tahun 2010 meminta seseorang untuk menjual 2 pizza kepadanya dengan imbalan 10.000 Bitcoin. Nah, seseorang melakukannya, dan sekarang harga kedua Pizza ini bernilai lebih dari 100 juta dolar hari ini.
Bitcoin adalah sistem keuangan yang terdesentralisasi.
Tidak ada satupun komputer yang memegang otoritas terhadap buku besar (ledger) Bitcoin. Dengan Bitcoin, setiap komputer yang berpartisipasi dalam sistem juga dapat menyimpan salinan buku besar, yang juga dikenal sebagai Blockchain. Jadi, jika seseorang ingin menghapus sistem atau meretas buku besar tersebut, maka orang tersebut harus menghapus ribuan komputer yang menyimpan salinannya, yang diperbarui secara terus-menerus.
Seperti kebanyakan uang saat ini, Bitcoin juga adalah salah satu mata uang digital. Ini berarti tidak ada fisik yang dapat disentuh pada Bitcoin. Tidak ada koin yang sebenarnya pada mata uang bitcoin, hanya ada deretan transaksi dan saldo yang terdapat pada catatan transaksi bitcoin, dimana ketika seseorang telah “memiliki” Bitcoin, maka hal tersebut berarti dia telah memiliki hak untuk mengakses catatan alamat Bitcoin tertentu di buku besar dan dapat menggunakannya untuk mengirim dana darinya ke alamat ke alamat lainnya yang berbeda.
Mengapa kemunculan Bitcoin menjadi suatu berita besar?
Nah untuk pertama kalinya sejak uang digital muncul, masyarakat akhirnya memiliki alternatif lain untuk sistem transaksi digital saat ini. Bitcoin adalah bentuk uang yang TIDAK DAPAT dikendalikan oleh pemerintah atau bank.
Pikirkan tentang waktu sebelum adanya Internet, betapa terpusatnya arus informasi. Pada dasarnya jika seseorang menginginkan informasi, maka orang tersebut bisa mendapatkannya dari beberapa pemain besar seperti New York Times, The Washington Post, dan lainnya. Hari ini, berkat Internet, informasi telah menjadi lebih terdesentralisasi dan orang-orang juga sudah dapat berkomunikasi dan mengkonsumsi pengetahuan dari seluruh dunia dengan hanya mengklik tombol. Bitcoin adalah Internet uang yang dapat menawarkan solusi terdesentralisasi untuk kepemilikan uang.
Bitcoin memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sistem saat ini.
Mengapa kemunculan Bitcoin menjadi suatu berita besar?
Nah untuk pertama kalinya sejak uang digital muncul, masyarakat akhirnya memiliki alternatif lain untuk sistem transaksi digital saat ini. Bitcoin adalah bentuk uang yang TIDAK DAPAT dikendalikan oleh pemerintah atau bank.
Pikirkan tentang waktu sebelum adanya Internet, betapa terpusatnya arus informasi. Pada dasarnya jika seseorang menginginkan informasi, maka orang tersebut bisa mendapatkannya dari beberapa pemain besar seperti New York Times, The Washington Post, dan lainnya. Hari ini, berkat Internet, informasi telah menjadi lebih terdesentralisasi dan orang-orang juga sudah dapat berkomunikasi dan mengkonsumsi pengetahuan dari seluruh dunia dengan hanya mengklik tombol. Bitcoin adalah Internet uang yang dapat menawarkan solusi terdesentralisasi untuk kepemilikan uang.
Bitcoin memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sistem saat ini.
- Bitcoin memberi seseorang kendali penuh atas uang yang dimilikinya. Dengan Bitcoin, tidak ada pemerintah ataupun bank yang dapat memutuskan untuk membekukan akun yang dimiliki ataupun melakukan penyitaan terhadap kepemilikan barang tertentu.
- Bitcoin juga memotong banyak perantara dari berbagai proses transfer uang. Ini berarti pada transaksi Bitcoin biayanya akan jadi lebih murah sistem transfer konvensional.
- Tidak seperti mata uang fiat, Bitcoin secara alami dirancang untuk menjadi digital, ini berarti seoserang dapat menambahkan lapisan pemrograman tambahan di atasnya dan mengubahnya menjadi “uang pintar”.
- Bitcoin membuka perdagangan digital bagi 2,5 miliar orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses ke sistem perbankan saat ini.
Referensi Tambahan:
- Alasan Investasi Saham Ketika Pensiun dan Penjelasannya
- Cara Menghasilkan Uang Menggunakan Blog untuk Pemula
- Tips Investasi Saham Bagi Pemula dan Penjelasannya
- Tokoh Populer NFT Indonesia dan Dunia
- Manfaat Asuransi Bagi Para Pencari Nafkah dan Penjelasannya
- Dasar Trading Saham Bagi Trader Pemula dan Penjelasannya
- Alasan Etilen Glikol Berbahaya Bagi Kesehatan Anak dan Dewasa
Artikel ini didedikasikan kepada: Syahrul Musta'Iin, Teguh Ryan Darmawan, Thabitha Putri Kusumawardhani, Trio Armanda, dan Wildan Febrian.
5 komentar untuk "Keunggulan Bitcoin dan Penjelasannya"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Pada dasarnya orang-orang yang menginvestasikan uangnya untuk membeli bitcoin tersebut sebenarnya sedang bertaruh dengan sistem keuangan masa depan, walaupun seperti apa yang terlihat saat ini sebagian besar yang bertaruh masih banyak yang mengalami kegagalan.
BalasHapusKenapa sistem transaksi menggunakan bitcoin lebih dianggap aman? padahalkan semua orang bisa melihat jalannya transaksi tersebut?
BalasHapusSistem yang sifatnya terbuka tersebut pada dasarnya bukanlah bagian dari kekurangan, melainkan kelebih yang dimiliki oleh bitcoin, karena dengan sistem yang lebih transparan, maka dapat dilakukan pengawasan bersama oleh semua individu yang terlibat dalam kegiatan transaksi tersebut.
HapusKenapa bitcoin harganya bisa jadi sangat mahal saat ini?
BalasHapusSalah satu hal yang tidak bisa dikendalikan dari penggunaan bitcoin adalah inflasi harga atau nilai dari mata uang itu sendiri, karena pada dasarnya tidak ada yang mengatur atau meregulasi nilai dari satuan bitcoin tersebut,
Hapus