Cloud Computing dan Jenis Penggunaannya
Sebelum mempelajari dan memahami tentang revolusi besar-besaran dari perkembangan cloud computing, terlebih dahulu mari sekilas mempelajari masa lalu tentang jenis revolusi teknologi serupa yaitu, teknologi listrik. Sebelum puncak dari revolusi industri, listrik yang digunakan oleh seseorang atau keluarga harus dihasilkan secara pribadi di rumah-rumah pemilik yang menggunakan teknologi listrik itu sendiri, dimana proses untuk menghasilkan listrik dirumah pribadi tersebut ternyata memiliki beberapa kelemahan, yaitu: setiap rumah produksik terpaksa harus kehilangan satu tenaga produktifnya untuk diberikan tugas untuk menyalakan listrik pabrik dan menjaganya selama proses produksi berlangsung untuk membuat sebuah pabrik tetap dapat bekerja secara produktif, dan jika skalabilitas produksi sebuah pabrik meningkat, maka tidak akan ada cukup daya listrik yang dapat dihasilkan oleh pabrik tersebut, yang dapat menyebabkan terjadinya pemadaman listrik, hingga terhentinya kegiatan produksi pada rumah produksi tersebut. Namun demikian, jika terpaksa harus melakukan penambahan daya listrik, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah industri atau rumah produksi juga akan mengalami penambahan biasay yang sudah pasti menjadi beban tambahan dalam kegiatan produksi barang.
Sebelum mempelajari materi tentang Cloud Computing dan Jenis Penggunaannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Kebahagiaan dari Sudut Pandang Teori Ekonomi dan Penjelasannya, Bantuan Luar Negeri dan Penjelasannya, dan Imigrasi dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Dunia.
Karena berbagai permasalahan tersebut,, kemudian pada tahun 1880-an, Thomas Alfa Edison, mendirikan sebuah perusahaan bernama Edison Illuminating Company, yang bertugas untuk mengubah listrik menjadi sebuah utilitas. Dengan kata lain, sesuatu yang dapat dinyalakan dan dimatikan kapan pun diinginkan oleh penggunanya, yang dapat memberikan jumlah daya yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan terhadap biaya per unit dalam satuan listrik atau watt. Dengan adanya produk listrik sebagai sebuah utilitas, maka hal tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan produktivitas massal yang dapat memicu terjadinya pertumbuhan secara eksponensial lebih lanjut dalam revolusi industri, yang disebut sebagai revolusi industri kedua, ini karena produk listrik dapat berperan menurunkan hambatan pada kegiatan produksi untuk memulai dan mempertahankan proses bisnis dalam skala industri besar, yang dapat mengarah pada lebih banyak inovasi lain guna kemajuan umat manusia dimasa depan.
Kembali ke masa sekarang, analogi ini memiliki korelasi yang kuat dengan transformasi yang terlihat dalam dunia komputasi saat ini. Ketika menjalankan website atau aplikasi di masa pra Cloud Computing, setiap bisnis individu yang menjalanan model bisnisnya menggunakan sistem berbasis online, harus dapat memelihara server masing-masing, agar setiap pengguna yang terlibat dalam kegiatan proses bisnis tersebut dapat mengakses situs perusahaan atau situs bisnis tersebut, atau yang lebih dikenal dengan istilah hosting. Seperti halnya listrik, terkadang lebih banyak pengguna akan mengakses situs dan tidak jarang juga terkadang ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali pengguna yang mengakses situs tersebut. Tidak hanya itu, untuk dapat mencegah situs mengalami crash pada periode lalu lintas tinggi, maka diperlukan lebih banyak pula server untuk dapat menangani hal tersebut. Server-server ini sudah pasti harganya sangat mahal, dan membebani tagihan bahkan jika server tersebut pun sedang tidak digunakan sama sekali. Kondisi ini adalah sama seperti analogi listrik yang telah dicontohkan sebelumnya seperti pada teknologi listrik.
Awan atau Cloud terbentuk melalui sekelompok molekul padat dan cair yang muncul sebagai objek tunggal dari kejauhan, dengan menggunakan analogi tersebut, maka cloud computing dapat mengacu pada sekelompok perangkat komputer yang bekerja bersama dan muncul sebagai sumber daya komputasi tunggal. Ada banyak perusahaan yang berkompetisi dibidang cloud computing saat ini, beberapa daftar penyedia cloud computing terbesar adalah seperti: Amazon Web Services, Microsoft Azure, Google Cloud, IBM Cloud, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, layanan cloud yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebuah pusat data berukuran sangat besar yang dibuat untuk penggunaan umum.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, agar sebuah bisnis dapat mengelola sistem berbasis online-nya masing-masing secara efisien, maka perusahaan tersebut harus menyediakan server dan sistem pemeliharaan internal, yang sudah pasti akan membebani tagihan yang sifatnya kontraproduktif dengan tujuan bisnis yang sebenarnya. Dengan cloud computing maka beban-beban tersebut dapat buat menjadi lebih ringan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Masa depan tanpa server merupakan istilah dalam dunia komputasi yang menyediakan suatu proses melalui cloud computing, yang dapat dicontohkan oleh fakta bahwa cloud computing yang cenderung terus menurun karena meningkatnya daya komputasi dan juga jumlah pengguna. Ini disebut sebagai Hukum Bezo, dimana CEO dan pendiri Amazon tersebut menyatakan bahwa: satu unit harga daya komputasi akan berkurang sekitar 50% setiap 3 tahun. Dimana satuan pengukuran untuk alokasi daya komputasi juga bervariasi menurut penyedia karena jenis cloud computing yang disediakan juga berbeda-beda. Misalnya, per gigabyte RAM yang digunakan, per gigabyte penyimpanan, kilowatt jam komputasi yang digunakan, dan lain sebagainya.
Ada banyak alasan yang mendasari terjadinya penurunan harga dari penggunaan fasilitas cloud computing tersebut.
Contoh, ketika listrik telah menjadi sebuah utilitas, maka penghalang untuk masuknya bisnis yang skalabel atau yang setara dengan industri listrik (industrik minyak bumi) tersebut mulai mengalami penurunan dan akan menyebabkan terjadinya inovasi pada tingkat yang eksponensial. Hal tersebut juga sama terjadi pada duni komputasi yang telah berubah sebagai suatu utilitas. Kondisi ini sangat mudah sekali untuk diamati, karena hal tersebut sudah merupakan bagian dari budaya starup ketika mulai berkembang, dimana siapa pun yang memiliki visi atau ide, maka hal tersebut dapat dengan segera membangun kehadiran sistem online terbaru dan bukti konsep aplikasi atau situs web dari apapun yang dipikirkan. Di masa lalu, server yang mahal harus selalu dipelihara dan selalu membutuhkan staf tambahan yang dapat menyebabkan terjadinya over kapasitas pada biaya operasional dan produksi. Sekarang, dengan adanya cloud computing, maka semua permasalahan tersebut sudah dapat diatasi dengan pengeluaran biaya yang sangat minimal.
Saat aplikasi berbasis cloud computing mulai menjadi lebih populer, maka yang harus dilakukan oleh seorang pemilik aplikasi hanyalah meningkatkan paket cloud yang dimilikinya melalui penyedia layanan cloud. Ada banyak layanan yang ditawarkan oleh penyedia cloud untuk mempercepat pengembangan dan inovasi.
Di luar dampak pada bisnis dan startup, cloud computing juga sudah mulai berdampak besar pada konsumen itu sendiri. Dulu, Layanan cloud untuk konsumen hanya tentang penyimpanan seperti Dropbox dan Google Drive. Sekarang, bagaimanapun, cloud computing sudah mulai memperluas layanan masing-masing ke setiap kawasan industri, seperi: musik cloud pada Apple Music dan Spotify, dan game cloud yang sedang dikerjakan Nvidia dengan GeForce. Faktanya, layanan cloud tersebut sudah mulai meluas hingga ke desktop virtual, dimana aplikasi apa pun yang bisa digunakan pada dekstop kini sudah bisa dijalankan juga pada cloud. Contohnya adalah Amazon Workspaces, dimana aplikasi Windows apa pun dapat dijalankan di-cloud tersebut. Dari program intensif seperti After Effects dan Cinema 4D hingga aplikasi produktivitas seperti Microsoft Office.
Diperkirakan dimasa depan akan ada perkembangan lebih lanjut dari layanan cloud computing seperti: cloud data centers, fog nodes, dan edge device. cloud data centers adalah fasilitas raksasa yang dimiliki perusahaan seperti Amazon dan Google, dengan skala jangkauannya yang bersifat global atau mencapai ribuan pengguna. Untuk fasilitas lain, seperti: Node fog adalah pusat data atau server skala kecil yang dapat dipasang dimana saja, dari lantai gedung, di dalam gerbong, dan lain sebagainya. Sederhananya, perangkat apa pun yang dapat melakukan komputasi, penyimpanan, dan jaringan adalah node fog yang skalanya dapat mencapai jutaan pengguna. Tujuan dari fog node adalah untuk mengurangi latensi akses ke cloud karena banyaknya perangkat yang membutuhkan konektivitas. Alih-alih terhubung ke pusat data yang jauh, fog node hanya bertindak sebagai perantara yang menyimpan analitik lebih dekat ke bagian jalur tersingkat. Sedangkan, edge device adalah perangkat apa pun yang terhubung ke internet, mulai dari ponsel, mobil kemudi otomatis, sensor, dan perangkat IoT yang tak terhitung jumlahnya yang sudah ada dipasaran, dengan tingkat skala yang sudah mencapai miliaran pengguna.
Dengan adanya perkembangan yang signifikan dari Machine Learning dan Kecerdasan Buatan, maka akan semakin banyak pula perangkat canggih yang membutuhkan cakupan data skala besar yang harus dapat diakses secara instan. Contoh, mobil kemudi otomatis yang terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk dapat melakukan proses adaptasi tersebut, sangatlah tidak praktis jika hanya mengandalkan perangkat edge yang terpasang pada mobil yang digunakan untuk menghitung data analitiknya, tetapi dengan adanya Machine learning dan AI, maka data yang baru diperoleh tersebut dapat langsung dikirim ke cloud sehingga model pembelajaran mesin yang diperbarui dapat dibuat dan kemudian dapat langsung dikirim kembali ke edge device dengan sangat cepat.
Sekarang, dengan adanya Cloud Computing, maka para pelaku bisnis dapat menyaksikan sebuah revolusi baru tentang bagaimana daya komputasi dapat dialokasikan secara lebih efisien, atau dengan kata lain cloud computing dapat dipandang sebagai sebuah utilitas. Cloud computing telah melihat evolusi tambahan selama beberapa dekade terakhir, yang sebagian besar karena peningkatan eksponensial dalam kinerja yang terjadi dibidang komputasi, dengan cloud computing yang terus mengalami perkembangan secara-terus menerus setiap tahun.
Sebelum membahas lebih jauh tentang cloud computing, maka untuk dapat menbayangkan bagaimana sebenarnya cara cloud computing itu bekerja adalah dengan memikirkan bahwa cloud computing adalah seperti sebuah awan atau kabut yang terhubung ke dalam jaringan komputer masing-masing pengguna.
Sebelum membahas lebih jauh tentang cloud computing, maka untuk dapat menbayangkan bagaimana sebenarnya cara cloud computing itu bekerja adalah dengan memikirkan bahwa cloud computing adalah seperti sebuah awan atau kabut yang terhubung ke dalam jaringan komputer masing-masing pengguna.
Baca Juga:
Awan atau Cloud terbentuk melalui sekelompok molekul padat dan cair yang muncul sebagai objek tunggal dari kejauhan, dengan menggunakan analogi tersebut, maka cloud computing dapat mengacu pada sekelompok perangkat komputer yang bekerja bersama dan muncul sebagai sumber daya komputasi tunggal. Ada banyak perusahaan yang berkompetisi dibidang cloud computing saat ini, beberapa daftar penyedia cloud computing terbesar adalah seperti: Amazon Web Services, Microsoft Azure, Google Cloud, IBM Cloud, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, layanan cloud yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebuah pusat data berukuran sangat besar yang dibuat untuk penggunaan umum.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, agar sebuah bisnis dapat mengelola sistem berbasis online-nya masing-masing secara efisien, maka perusahaan tersebut harus menyediakan server dan sistem pemeliharaan internal, yang sudah pasti akan membebani tagihan yang sifatnya kontraproduktif dengan tujuan bisnis yang sebenarnya. Dengan cloud computing maka beban-beban tersebut dapat buat menjadi lebih ringan atau bahkan tidak ada sama sekali.
Berikut akan dijelaskan beberapa bentuk Cloud Computing yang biasa digunakan dalam kegiatan bisnis.
Analogi terbaik untuk 3 lapisan cloud tersebut adalah seperti sebuah kue lapis, dimana IaaS adalah dasar besar kue, PaaS adalah lapisan gula yang menutupi kue, dan SaaS adalah lilin yang menarik perhatian pada bagian atas dari kue yang dapat menarik perhatian orang-orang. Selama bertahun-tahun, batas dari ketiga lapisan tersebut sudah mulai semakin buram, karena pergerakan dunia industri yang proses bisnisnya sudah mulai menuju ke masa depan tanpa server, atau yang disebut sebagai Functions-as-a- Service, FaaS.
- Infrastructure-as-a-Service atau IaaS, pada sistem cloud ini perangkat keras yang awalnya berperan sebagai hosting kemudian berubah dalam bentuk abstraksi saja. Seperti halnya meteran listrik, sebuah bisnis hanya perlu membayar penyedia cloud untuk jumlah persis daya komputasi yang digunakan dalam proses bisnisnya. Jadi, ketika ada beban berat di situs yang di-hosting di cloud, maka akan lebih banyak pula biaya yang akan dikenakan pada proses bisnis tersebut karena permintaan komputasi yang juga meningkat. Sebaliknya, jika lalu lintas pada hosting yang di sewa lebih sedikit, maka biaya yang dikenakan juga akan menjadi jauh lebih sedikit.
- Jenis komputasi awan berikutnya adalah, Platform-as-a-Service atau PaaS, pada sistem cloud ini sistem operasi dan backend perangkat lunak yang biasa digunakan pada perangkat keras server atau hosting diubah dalam bentuk abstraksi saja. Sementara IaaS menyediakan infrastruktur untuk meng-hosting aplikasi, semua hal lain yang terlibat dalam pengembangan backend tidak tercakup pada sistem cloud berbasis Iaas, dimana peran tersebut diambil alih oleh PaaS, atau layanan backend, yang juga termasuk sistem pengelolaan data dalam bentuk database dan middleware yang merupakan pipa penghubung yang menghubungkan berbagai komponen aplikasi untuk memastikan semuanya dapat bekerja secara bersama-sama.
- Jenis cloud computing terakhir adalah, Software-as-a-Service atau SaaS, pada sistem ini runtime perangkat lunak adalah bagian yang akan diabstraksikan. Runtime perangkat lunak pada dasarnya adalah lapisan cloud yang digunakan untuk mengeksekusi program. Bagian cloud ini adalah bagian yang paling memengaruhi konsumen, yang memungkinkan perangkat untuk melakukan pemrosesan secara minimal ketika menjalankan aplikasi karena pemrosesan dilakukan di cloud dan hasilnya akan dikirimkan ke perangkat hosting secara langsung.
Analogi terbaik untuk 3 lapisan cloud tersebut adalah seperti sebuah kue lapis, dimana IaaS adalah dasar besar kue, PaaS adalah lapisan gula yang menutupi kue, dan SaaS adalah lilin yang menarik perhatian pada bagian atas dari kue yang dapat menarik perhatian orang-orang. Selama bertahun-tahun, batas dari ketiga lapisan tersebut sudah mulai semakin buram, karena pergerakan dunia industri yang proses bisnisnya sudah mulai menuju ke masa depan tanpa server, atau yang disebut sebagai Functions-as-a- Service, FaaS.
Masa depan tanpa server merupakan istilah dalam dunia komputasi yang menyediakan suatu proses melalui cloud computing, yang dapat dicontohkan oleh fakta bahwa cloud computing yang cenderung terus menurun karena meningkatnya daya komputasi dan juga jumlah pengguna. Ini disebut sebagai Hukum Bezo, dimana CEO dan pendiri Amazon tersebut menyatakan bahwa: satu unit harga daya komputasi akan berkurang sekitar 50% setiap 3 tahun. Dimana satuan pengukuran untuk alokasi daya komputasi juga bervariasi menurut penyedia karena jenis cloud computing yang disediakan juga berbeda-beda. Misalnya, per gigabyte RAM yang digunakan, per gigabyte penyimpanan, kilowatt jam komputasi yang digunakan, dan lain sebagainya.
Ada banyak alasan yang mendasari terjadinya penurunan harga dari penggunaan fasilitas cloud computing tersebut.
Contoh, ketika listrik telah menjadi sebuah utilitas, maka penghalang untuk masuknya bisnis yang skalabel atau yang setara dengan industri listrik (industrik minyak bumi) tersebut mulai mengalami penurunan dan akan menyebabkan terjadinya inovasi pada tingkat yang eksponensial. Hal tersebut juga sama terjadi pada duni komputasi yang telah berubah sebagai suatu utilitas. Kondisi ini sangat mudah sekali untuk diamati, karena hal tersebut sudah merupakan bagian dari budaya starup ketika mulai berkembang, dimana siapa pun yang memiliki visi atau ide, maka hal tersebut dapat dengan segera membangun kehadiran sistem online terbaru dan bukti konsep aplikasi atau situs web dari apapun yang dipikirkan. Di masa lalu, server yang mahal harus selalu dipelihara dan selalu membutuhkan staf tambahan yang dapat menyebabkan terjadinya over kapasitas pada biaya operasional dan produksi. Sekarang, dengan adanya cloud computing, maka semua permasalahan tersebut sudah dapat diatasi dengan pengeluaran biaya yang sangat minimal.
Di luar dampak pada bisnis dan startup, cloud computing juga sudah mulai berdampak besar pada konsumen itu sendiri. Dulu, Layanan cloud untuk konsumen hanya tentang penyimpanan seperti Dropbox dan Google Drive. Sekarang, bagaimanapun, cloud computing sudah mulai memperluas layanan masing-masing ke setiap kawasan industri, seperi: musik cloud pada Apple Music dan Spotify, dan game cloud yang sedang dikerjakan Nvidia dengan GeForce. Faktanya, layanan cloud tersebut sudah mulai meluas hingga ke desktop virtual, dimana aplikasi apa pun yang bisa digunakan pada dekstop kini sudah bisa dijalankan juga pada cloud. Contohnya adalah Amazon Workspaces, dimana aplikasi Windows apa pun dapat dijalankan di-cloud tersebut. Dari program intensif seperti After Effects dan Cinema 4D hingga aplikasi produktivitas seperti Microsoft Office.
Diperkirakan dimasa depan akan ada perkembangan lebih lanjut dari layanan cloud computing seperti: cloud data centers, fog nodes, dan edge device. cloud data centers adalah fasilitas raksasa yang dimiliki perusahaan seperti Amazon dan Google, dengan skala jangkauannya yang bersifat global atau mencapai ribuan pengguna. Untuk fasilitas lain, seperti: Node fog adalah pusat data atau server skala kecil yang dapat dipasang dimana saja, dari lantai gedung, di dalam gerbong, dan lain sebagainya. Sederhananya, perangkat apa pun yang dapat melakukan komputasi, penyimpanan, dan jaringan adalah node fog yang skalanya dapat mencapai jutaan pengguna. Tujuan dari fog node adalah untuk mengurangi latensi akses ke cloud karena banyaknya perangkat yang membutuhkan konektivitas. Alih-alih terhubung ke pusat data yang jauh, fog node hanya bertindak sebagai perantara yang menyimpan analitik lebih dekat ke bagian jalur tersingkat. Sedangkan, edge device adalah perangkat apa pun yang terhubung ke internet, mulai dari ponsel, mobil kemudi otomatis, sensor, dan perangkat IoT yang tak terhitung jumlahnya yang sudah ada dipasaran, dengan tingkat skala yang sudah mencapai miliaran pengguna.
Dengan adanya perkembangan yang signifikan dari Machine Learning dan Kecerdasan Buatan, maka akan semakin banyak pula perangkat canggih yang membutuhkan cakupan data skala besar yang harus dapat diakses secara instan. Contoh, mobil kemudi otomatis yang terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk dapat melakukan proses adaptasi tersebut, sangatlah tidak praktis jika hanya mengandalkan perangkat edge yang terpasang pada mobil yang digunakan untuk menghitung data analitiknya, tetapi dengan adanya Machine learning dan AI, maka data yang baru diperoleh tersebut dapat langsung dikirim ke cloud sehingga model pembelajaran mesin yang diperbarui dapat dibuat dan kemudian dapat langsung dikirim kembali ke edge device dengan sangat cepat.
Referensi Tambahan:
- Cara Menambang Bitcoin dan Penjelasannya
- Tahap Transaksi Send dan Receive Bitcoin
- Pertimbangan Sebelum Membeli Bitcoin dan Penjelasannya
- Alasan Investasi Saham Ketika Pensiun dan Penjelasannya
- Cara Menghasilkan Uang Menggunakan Blog untuk Pemula
- Tips Investasi Saham Bagi Pemula dan Penjelasannya
- Tokoh Populer NFT Indonesia dan Dunia
Artikel ini didedikasikan kepada: Seva Arga Rafli Idris, Shofi Ayu Iftianisa, Siti Chotijah, Sofiesha Nurma Nuranita, dan Syahrul Musta'Iin.
6 komentar untuk "Cloud Computing dan Jenis Penggunaannya"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Apa yang dimakusd dengan cloud computing?
BalasHapusCloud compuing merupakan gabungan dari berbagai manfaat dari penggunaan teknologi komputer dan pengembangan berbasis internet. Cloud atau awan hanya sebuah bentuk metafora yang menggambarkan bagaimana proses dari cloud computing tersebut bekerja.
HapusCloud computing juga dapat dimaknai sebagai bentuk abstraksi komplek dari layanan komputer skala besar terhadap para konsumennya.
HapusSudah mulai menggunakan cloud computing karena komputer pribadi pernah kena serangan ramsomeware, rasanya sakit sekali.
BalasHapusApa manfaat terbesar dari penggunaan cloud computing?
BalasHapusDari pihak produsen atau industri, adalah pemangkasan dalam hal biasa belanja barang atau server dan biaya perawatan perangkat, serta pegawainya.
HapusJika dari pengguna, kemudahan dalam pengakses berbagai data, tanpa perlu harus membawa perangkat atau komputer tempat menyimpan data tersebut kemana-mana. Atau cukup dengan menggunakan berbagai perangkat lain yang tersedia dimana saja melalui internet.