Refleksi Penelitian Tindakan Kelas
Tahap Refleksi Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk menafsiran anggapan dan pratik yang dilakukan oleh peneliti dengan cara melihat perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain, dan dengan menggunakan suatu asumsi tersendiri untuk suatu tinjauan kritis. Proses repleksi pada penelitian melibatkan setidaknya dua tingkatan, dimana peneliti melakukan penelitian dan memberikan banyak perhatian pada anggapan teoretis sendiri tentang praktik dan penafsiran yang bersifat cermat. Seringkali pula interpretasi sedikit terjadi setelah proses pengumpulan dan kategorisasi data dalam peroses refleksi tersebut. Proses refleksi biasanya jarang disebutkan pada proses penelitian dan hanya terbatas pada tahap kesimpulan, keterbatasan kajian, dan hal-hal yang bersifat teknis lainnya.
Sebelum mempelajari materi tentang Refleksi Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Prinsip Penelitian Tindakan Kelas dan Alur Logikanya, Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan Observasi Penelitian Tindakan Kelas dan Tahap Pelaksanaannya.
Tahap refleksi pertama-tama ditujukan pada tahap kesadaran yang meningkat akan suatu anggapan-anggapan yang sifatnya masih teoretis, bahasa, dan pra pemahaman, tetapi keduanya ditunjukkan pada bentuk praktisi terdalam, narasi, ataupun juga konteks.
Refleksi penelitian merupakan tahapan tentang suatu sistematisasi pada berbagai tingkatan atau berupa sebuah interpretasi. Proses refleksi terdiri dari beberapa kontruksi realitas dimana para peneliti melakukan suatu proses penafsiran tahapan secara kritis yang mencerminkan hasil yang ingin dilakukan dalam kegiatan penelitian tersebut.
Proses refleksi penelitian melibatkan tahapan berpikir tentang kondisi yang berlaku dan bagaimana suatu teori mendasarinya, serta nilai-nilai budaya dan nilai perspektif politik yang berdampak pada tahap interaksinya. Proses refleksi pada penelitian juga merupakan suatu tahapan yang sulit karena memerlukan pemikiran tentang premis-premis pikiran itu sendiri.
Berikut Beberapa Tahapan yang Dapat Dilakukan oleh Seorang Peneliti Untuk Mempersiapkan Laporan Penelitian Dari Hasil Repleksi:
Pengalaman pada Proses Interaksi dengan Mentor
Peneliti memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mentor proyek sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan untuk memperoleh dukungan praktis mengenai berbagai aspek pekerjaan selama tahapan refleksi. Biasanya, pada pertemuan awal didedikasikan untuk mengklarifikasi keinginan atau tujuan dari hasil pengalaman penelitian dan diskusi yang berkaitan dengan masalah pemilihan pendekatan penelitian dan perumusan masalah dan tujuan penelitian.
Baca Juga:
Pada saat melakukan pertemuan mentor biasanya dilakukan pengumpulan informasi dari proses refleksi yang telah selesai dilakukan dan menerima umpan balik secara terperinci yang berkaitan dengan bab-bab penelitian yang akan dilaporkan. Tidak hanya itu, dilakukan pula diskusi tentang analisis data dan persentasi yang berkaitan dengan proyek yang dilakukan pada saat refleksi.
Selama proses pertemuan, mentor dan peneliti membahas tentang keseluruhan tahapan refleksi yang telah diteliti dan serangkaian poin spesifik yang telah disebutkan sebelumnya. Secara khsusus pula, mentor juga akan mengangkat beberapa poin diskusi tentang temuan penelitian yang masih kurang mendalam dan cakupan skala yang masih kecil pada tahap refleksi tersebut. Setelah itu, hasil akhir dari kegiatan pertemuan adalah poin-poin yang telah diatasi dalam bentuk draft laporan sementara.
Peran mentor sangat penting dalam proses pembuatan laporan pada tahap refleksi penelitian karena mampu meningkatkan kualitas dari laporan penelitian dan mendapatkan pembekalan pengetahuan untuk secara efektif melakukan penelitian serupa dimasa yang akan datang. Tidak hanya menyoroti masalah kekurangan, mentor juga akan memberikan beberapa penjelasan yang lebih terperinci yang berkaitan dengan bentuk-bentuk perubahan yang diinginkan oleh peneliti itu sendiri.
Perluasan Cakupan Pertanyaan Hasil Refleksi yang Telah Dijawab Sebelumnya
Pada tahap refleksi juga dilakukan proses menjawab hasil laporan oleh peneliti itu sendiri secara langsung yang berkaitan dengan kualitas data sekunder, dan pilihan metodologi yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian. Isu-isu yang telah dijawab tersebut kemudian diperluas pembahasannya secara efektif dengan menilai secara kritis validitas sumber data sekundernya dan menilai alternatif pilihan lain dari metodologi yang digunakan.
Sebagai hasil dari analisis komprehensif terhadap laporan refleksi penelitian, maka sumber data sekunder yang paling dapat diandalkan untuk digunakan pada laporan penelitian juga termasuk laporan dalam bentuk lain seperti laporan keuangan dan laporan tahuhan yang telah diterbitkan sebelumnya, buku teks tentang hasil analisis keuangan dan bisnis, informasi-informasi resmi yang telah dipublikasikan pada situs web resmi suatu instansi atau perusahaan, serta berbagai informasi lain yang tersedia di berbagai jurnal dan surat kabar atau media cetak yang berkualitas lainnya.
Pemilihan metode pada tahap refleksi juga dapat dipandu oleh keandalan metode analisis data dan tingkat relevansinya terhadap masalah penelitian yang sedang dihadapi oleh peneliti itu sendiri. Dimana dari hasil refleksi yang dilaksanakan dalam kurun wkatu yang lebih lama tersebut, dapat ditemukan suatu bentuk metodologi yang tepat dengan mempertimbangkan saran dari mentor yang telah dibahas sebelumnya.
Kemampuan Komunikasi dan Interpersonal yang Relevan Terhadap Penelitian
Peneliti melakukan demonstrasi bentuk keterampilan komunikasi dan interpersonal terhadap berbagai tahapan dalam melakukan laporan penelitian dan mempersiapkan serta membuat persentasi. Tanpa adanya bentuk keterampilan interpersonal dan kemampuan komunikasi yang baik, maka proses penyelesaian laporan penelitian akan mengalami hambatan.
Contoh, kemampuan mendengarkan terbukti sangat berharga dalam memahami berbagai inforamsi penting yang diberikan oleh seorang mentor tentang peningkatan kualitas laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Keterampilan interpersonal juga memainkan peran yang positif ketika meminta beberapa rekan yang terpercaya untuk menjadi pengamat atau penonton ketika sedang melakukan proses persentasi. Juga, setelah selesai persentasi peneliti juga dapat bertanya kepada rekan-rekannya tersebut, serta meminta pendapat tentang kualitas persentasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Praktik ini dapat terjadi berkali-kali dalam bentuk pengaturan yang berbeda-beda dan dipercaya dapat meningkatkan kualitas persentasi dan pembuatan laporan pada tahap refleksi penelitian, terutama dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
Kontribusi Potensial dari Laporan Penelitian pada Tingkat Pengembangan Profesional
Melakukan laporan penelitian dan melakukan persentasi oleh seorang peneliti dapat meningkatkan kompetensi profesional dalam beberapa hal, salah satunya seperti menampilkan fakta dalam proses pengembangan pola pikir kritis terhadap pemecahan masalah.
Mentor juga dapat membantu menjelaskan bahwa tahapan analisis merupakan suatu proses penting yang berkaitan dengan laporan penelitian pada tahap refleksi. Tidak hanya berfokus pada tahapan deskripsi dan perhitungan laporan, mentor juga dapat memberikan penekanan lebih terhadap hasil analisis dan diskusi kritis untuk meningkatkan kualitas hasil laporan.
Tahap refleksi PTK adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah 'memantul'. Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya kesebuah cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan atau kelebihannya.
Jika kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan seorang diri atau individu (guru), maka kegiatan refleksi yang dilakukan lebih tepatnya disebut sebagai proses evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan instrospkesi terhadap diri sendiri. Guru harus dapat jujur (objektif) terhadap dirinya sendiri prihal pengakuan atas kelebihan ataupun kelemahannya dalam proses penelitian. Dalam hal ini, guru atau peneliti juga harus mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana yang masih belum sesuai atau harus diperbaiki.
Kegiatan refleksi diri atau juga evaluasi diri dapat dilaksanakan ketika proses tindakan telah selesai dilaksanakan (peneltian). Refleksi diri atau evaluasi diri akan lebih efektif jika peneliti melakukan secara langsung dalam kegiatan diskusi atau pengamatan terhadap kolaborator atau pengamat pada kegiatan penelitian. Namun demikian, Jika dalam prosesnya (PTK) dilakukan oleh individu (sendiri) secara mandiri, maka kegiatan refleksi yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan 'berdialog dengan diri sendiri' guna mengetahui sisi-sisi atau sudut pandang pembelajaran yang harus dipertahankan ataupun juga yang perlu dievaluasi.
Referensi Tambahan:
- Bagian Pembukaan Penelitian Tindakan Kelas
- Bagian Isi Penelitian Tindakan Kelas
- Kesalahan Umum Penelitian Tindakan Kelas
- Kesalahan Khusus Penelitian Tindakan Kelas
- Kesalahan yang Menyebabkan Penelitian Tindakan Kelas Ditolak
- Kesalahan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas
- Kriteria dan Etika Ilmiah Penulisan Penelitian Tindakan Kelas
Artikel ini didedikasikan kepada: Lailatul Nur Khasanah, Ludvie Dian Safitri, Mia Arumsari, Muchamad Miftakhul Mukminin, dan Muhammad Yusuf.
7 komentar untuk "Refleksi Penelitian Tindakan Kelas"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Tahap refleksi PTK merupakan tahap yang membantu individu atau kelompok untuk merefleksikan pengalaman ataupun tindakan yang dilakukan individu atau kelompok yang terlibat dalam proses pembelajaran yang sifatnya berkelanjutan.
BalasHapusApa tujuan dari tahap refleksi PTK?
BalasHapusTujuan dari kegiatan refleksi adalah memberikan manfaat dalam peningkatan kesadaran diri, yang merupakan komponen kunci dari kecerdasan emosional, serta untuk pemahaman diri yang lebih baik terhadap orang lain. Kegiatan refleksi juga membantu dalam pengembangan keterampilan berpikir kreatif dan mendorong keterlibatan aktif dalam proses kerja.
HapusKenapa tahap refleksi menjadi tahap atau bagian yang penting dalam kegiatan PTK?
BalasHapusRefleksi membantu peneliti dalam mengembangkan suatu keterampilan, dan meninjau seberapa efektif proses PTK telah dilaksanakan. Refleksi merupakan suatu tahapan mempertanyakan (tentunya dengan cara yang positif), tentang apa yang telah dilakukan selama proses penelitian dan memutuskan apakah ada cara atau alternatif yang lebih baik, lebih efisien, dalam melakukan kegiatan tersebut dimasa depan.
HapusApa manfaat tahap refleksi dalam PTK?
BalasHapusRefleksi memberikan suatu proses pembelajaran. Tahap refleksi membantu menemukan relevansi serta makna dalam suatu proses pembelajaran dan membuat suatu hubungan antara pengalaman pendidikan dan situasi yang terjadi dikehidupan nyata. Hal ini mampu meningkatkan wawasan dari peneliti, dan menciptakan jalur menuju proses pembelajaran lebih baik dimasa depan.
Hapus