Penelitian Berdasarkan Tujuannya
Perkembangan dunia penelitian semakin pesat, hal ini dibuktikan banyaknya jumlah publikasi ilmiah yang dipublikasi oleh lembaga penelitian, universitas, dan lembaga lainnya. Sehingga para peneliti berlomba-lomba dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermutu.
Sebelum mempelajari materi tentang Penelitian Berdasarkan Tujuannya, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Penelitian Berdasarkan Dimensi Hasilnya, Penelitian Berdasarkan Pendekatannya, dan Pengujian Reliabilitas Instrumen.
Penelitian dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah keilmuan untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Namun, pada praktiknya sebagian peneliti belum menerapkan kaidah-kaidah penulisan yang ada sehingga akan tujuan dan capaian yang diharapkan dari sebuah penelitian belum maksimal.
Dunia pendidikan tinggi atau universitas dituntut berperan aktif dalam melakukan penelitian ilmiah. Pada dasarnya banyak mahasiswa yang belum mengetahui jenis-jenis penelitian, kebanyakan masih perfokus pada pada teori-teori penelitian yang sudah bisa digunakan. Sehingga, minimnya pengetahuan mahasiswa akan teori-teori dalam penelitian. Pada tahap pengolahan data mahasiswa juga tidak banyak mengetahui bahwa berdasarkan kedalaman analisis data penelitian memiliki beberapa jenis penelitian.
Disini akan dipaparkan jenis penelitian berdasarkan kedalaman analisis data. Untuk lebih menambah wawasan bagi para pembaca.
Sukmadinata (2006: 72) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah jenis penelitian dengan tujuan untuk pendeskripsian fenomena yang ada, baik untuk fenomena yang terjadi secara alamiah atapun fenomena hasil rekayasa manusia. Fenome-fenomena tersebut dapat berupa sebuah bentuk, kegiatan, karakteristik, perubahan kondisi, korelasi, persamaan, dan atau perbedaan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain.
Menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif kebanyakan bertu untuk pengujian hipotesis tertentu, namun demikian penelitian deskriptif lebih kepada untuk penggambaran keadaan suatu kondisi, variabel, atau gejala. Hal ini bukan berarti semua hal yang terkait dengan penelitian deskriptif tidak memakai hipotesis. Tujuan penggunaan hipotesis pada penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk pengujian melainkan untuk upaya penemuan sesuatu yang baru atau memiliki nilai tambah sebagai altenatif untuk mengatasi permasalahan penelitian melalui prosedur ilmiah. Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk pengamatan masalah yang terjadi saat sekarang melalui proses koleksi data. Peneltian deskriptif ini dapat menggambarkan situasi secara jelas daripada tanpa menggunakan metode deskriptif (Fox, W dan Bayat, M.S., 2007).
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menyajikan gambaran suatu fenomena, keadaan, atau kejadian dengan menggunakan metode tertentu. Dimana hal ini tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusunan data, melainkan terkait dalam hal pengolahan dan penginterpretasian mengenai makna data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif bisa saja mengambil studi komparatif, yaitu jenis penelitian terkait perbandingan antara fenomena atau gejala dengan beberapa fenomena atau gejala yang lain, bisa juga dalam bentuk studi kuantitatif melalui klasifikasi, penilaian, standarisasi, dan korelasi kedudukan antar unsur yang diteliti dengan unsur yang lain.
Contoh permasalahan penelitian yang tergolong penelitian deskriptif seperti: Development of an enterprise geographic information system integrated with smart grid oleh Atefeh dkk. Penelitian ini menggunakan platform sistem informasi geografis (GIS) untuk membuat sistem pemantauan online untuk menampilkan data operasional secara realtime yang diukur pada berbagai titik jaringan listrik. Sistem diuji sebagai pilot menggunakan jaringan tegangan rendah di Universitas Sultan Qaboos (SQU) Oman. Penelitian tersebut menggambarkan uji coba penerapan dari sebuah enterprise GIS untuk aplikasi di-smart grid. Prosedur teknis tahap pengembangan model data GIS dan aplikasi web GIS. Sistem yang dikembangkan menghasilkan representasi spasial jaringan listrik dan asetnya termasuk sistem energi terbarukan dengan data operasional pada peta jaringan distribusi listrik yang disajikan secara realtime.
Dunia pendidikan tinggi atau universitas dituntut berperan aktif dalam melakukan penelitian ilmiah. Pada dasarnya banyak mahasiswa yang belum mengetahui jenis-jenis penelitian, kebanyakan masih perfokus pada pada teori-teori penelitian yang sudah bisa digunakan. Sehingga, minimnya pengetahuan mahasiswa akan teori-teori dalam penelitian. Pada tahap pengolahan data mahasiswa juga tidak banyak mengetahui bahwa berdasarkan kedalaman analisis data penelitian memiliki beberapa jenis penelitian.
Disini akan dipaparkan jenis penelitian berdasarkan kedalaman analisis data. Untuk lebih menambah wawasan bagi para pembaca.
Penelitian Deskriptif
Menurut Hidayat Syah penelitian deskriptif bentuk metode penelitian yang dipergunakan dalam proses penemuan pengetahuan yang luas terhadap objek penelitian pada rentang waktu peristiwa tertentu. Ditambah lagi, menurut Punaji Setyosari dikatakan bahwa peneltian deskriptif adalah bentuk studi dengan tujuan untuk memberikan penjelasan dan pendeskripsian mengenai kondisi, kejadian, objek yang diteliti, baik itu orang atau hal apapun terkait dengan variabel yang dapat dijelaskan baik melalui kata atapun angka. Juga, hal yang senada disampaikan oleh Best, menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berupaya untuk melakukan penggambaran dan interpretasi objek yang diteliti sesuai dengan kondisi apa adanya.Sukmadinata (2006: 72) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah jenis penelitian dengan tujuan untuk pendeskripsian fenomena yang ada, baik untuk fenomena yang terjadi secara alamiah atapun fenomena hasil rekayasa manusia. Fenome-fenomena tersebut dapat berupa sebuah bentuk, kegiatan, karakteristik, perubahan kondisi, korelasi, persamaan, dan atau perbedaan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain.
Menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif kebanyakan bertu untuk pengujian hipotesis tertentu, namun demikian penelitian deskriptif lebih kepada untuk penggambaran keadaan suatu kondisi, variabel, atau gejala. Hal ini bukan berarti semua hal yang terkait dengan penelitian deskriptif tidak memakai hipotesis. Tujuan penggunaan hipotesis pada penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk pengujian melainkan untuk upaya penemuan sesuatu yang baru atau memiliki nilai tambah sebagai altenatif untuk mengatasi permasalahan penelitian melalui prosedur ilmiah. Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk pengamatan masalah yang terjadi saat sekarang melalui proses koleksi data. Peneltian deskriptif ini dapat menggambarkan situasi secara jelas daripada tanpa menggunakan metode deskriptif (Fox, W dan Bayat, M.S., 2007).
Baca Juga:
Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Menurut Furchan (2004), terdapat beberapa bentuk studi atau penelitian dari penelitian deskriptif yaitu:- Studi kasus, yaitu proses penyelidikan secara intensif mengenai individu, adan atau unit sosial pada populasi yang diperlakukan dengan pengamatan lebih dalam guna menemukan variabel apa saja yang memengaruhi perkembangan individu atau unit sosial yang diamati. Pada penelitan ini dimungkinkan ditemukannya fenomena tak terduga yang bisa dijadikan sebagai hipotesis penelitian.
- Studi Survei, adalah jenis studi yang berfokus pada proses pengumpulan data yang relatif terbatas dari sekumpulan data yang relatif besar ukurannya. Tujuan dari studi survei adalah untuk mengumpulkan informasi variabel yang diteliti bukan individu atau subjek yang diteliti. Berdasarkan ruang lingkup yang diamati (seperti sensus penduduk atau survei sampel) dan subjek penelitiannya (baik untuk yang bersifat real dan non-real), sensus atau survei dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu: sensus mengenai hal yang bersifat nyata dan tidak nyata, serta survei sampel mengenai hal yang bersifat nyata dan survei sampel yang bersifat tidak nyata.
- Studi Perkembangan, adalah jenis studi yang mempelajari tentang tahapan perkembangan seperti pada kasus pertumbuhan anak yang dimulai dari tahap balita hingga dewasa, dari berbagai tahapan usia tersebut juga diamati fenomena apa yang terjadi pada tiap rentang usia tertentu. Pada studi ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross sectional.
- Studi tindak lanjut, adalah sebuah studi yang melakukan penyelidikan tingkat lanjut terhadap subjek atau objek penelitian yang telah diberikan perlakuan khusus atau kondisi tambahan untuk diamati fenomena perubahannya.
- Studi analisis dokumenter, adalah studi atau analisis yang terkait dengan penyelidikan variabel-variabel penelitian sosial dan psikologis.
- Studi analisis kecenderungan, adalah studi yang dipergunakan untuk peramalan kondisi dimasa depan dengan memerhatikan fenomena atau kecenderungan yang terjadi saat ini atau dimasa lalu.
- Studi korelasi, adalah studi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara variabel-variabel penelitian yang diteliti.
Tujuan Penelitian Deskriptif
- Memberikan penggambaran yang akurat terhadap suatu kelompok.
- Penggambaran mengenai mekanisme pada proses atau hubungan pada lingkungan penelitian.
- Pernggambaran secara lengkap hasil penelitian dalam bentuk verbal dan atau numerikal.
- Penyajian informasi mendasar dari sebuah korelasi.
- Penciptaan seperangkat kategorisasi dan klarifikasi dari lingkungan yang diamati.
Kelebihan Penelitian Deskriptif
- Pada umumnya mudah dilaksanakan.
- Tidak diperlukan kelompok pembanding atau kontrol dalam proses penelitian.
- Dapat memperoleh banyak informasi dari hasil penelitian.
- Dalam penelitian deskriptif dapat ditentukan perlu tidaknya penelitian lanjutan dari hasil penelitian.
Kekurangan Penelitian Deskriptif
- Pengamatan pada subjek hanya sekali sehingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
- Tidak dapat menentukan hubungan sebab dan akibat.
Penelitian Eksploratori
Penelitian eksploratori atau juga bisa disebut dengan penelitian eksploratif adalah suatu bentuk pendekatan penelitian dengan tujuan untuk menemukan informasi terkait suatu masalah atau topik yang belum diketahui atau dipahami sepenuhnya oleh seorang peneliti.Kotler, et al (2006), menyatakan bahwa penelitian eksploratif atau eksplanatori iyalah suatu bentuk pendekatan yang tujuannya untuk sesuatu (fenomena menarik) yang belum diketahui, belum dipahami, atau dikenali permasalahannya dengan baik.
Penelitian eksploratori adalah penelitian yang bersifat mendasar dan bertujuan untuk mendapatkan keterangan, data informasi, dan hal lainnya yang masih belum diketahui. Karena sifatnya yang mendasar, maka penelitian ini juga disebut dengan penelitian penjelajahan (eksploration). Kegiatan penelitian ini akan dilakukan apabila peneliti belum mendapatkan informasi awal sehingga belum dapat memiliki gambaran tentang hal yang akan diteliti. Penelitian ini juga tidak memerlukan teori ataupun hipotesis tertentu. Hal yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan beberapa jenis pertanyaan untuk tuntunan dalam memperoleh data primer yang berupa keterangan, informasi, dan data lainnya sebagai data awal yang diperlukan. Pendekatan eksploratori berupaya menemukan informasi umum mengenai suatu topik atau permasalah yang belum dipahami sepenuhnya oleh seorang peneliti. Sebagai contoh, seorang peneliti telah mendengar berita tentang adanya teknologi internet baru yang bisa membantu pihak-pihak yang berkompetisi didunia pemasaran, tetapi si peneliti belum paham benar dengan peralatan teknologi yang digunakan tersebut dan berinisiatif melakukan penelitian untuk memahami lebih jauh tentang teknologi tersebut.
Perbedaan utama pada penelitian eksploratori dan penelitian deskriptif adalah pada rancangan penelitiannya. Pada penelitian eksploratori urutan atau langkah penelitian dilakukan tidak terstruktur atau baku seperti pada penelitian deskriptif, serta pada penelitian eksploratori langkah penelitiannya jauh lebih fleksibel atau dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi kondisi pada lingkungan penelitian.
Pendekatan penelitian eksploratif ini akan sangat cocok digunakan apabila peneliti belum paham benar mengenai sesuatu topik atau masalah yang akan diteliti, atau topik tersebut merupakan sesuatu yang baru yang sangat sulit sekali untuk menentukan arah kemana penelitian tersebut menuju.
Metode penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk memetakan suatu objek secara relatif mendalam atau dengan kata lain adalah penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang terkait dengan fenomena yang terjadi dan juga belum digunakan dan diketahui secara persis atau spesifik tentang objek penelitiannya. Hasil penelitian eksploratif diungkapkan secara kualitatif. Sugiyono berpendapat dalam kegiatan penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah 'populasi' melainkah oleh Spradley dalam Sugiyono hal tersebut dinamakan 'situasi sosial' yang terdiri dari tiga buah elemen, yaitu: lokasi, subjek penelitian, dan objek atau aktifitas penelitian. Pada objek atau situasi sosial penelitian, peneliti dapat melakukan pengamatan yang mendalam mengenai aktifitas orang-orang yang berada pada lokasi tertentu. Sugiyono juga berpendapat bahwa dalam suatu objek penelitian tidak hanya terbatas pada situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, kendaraan, dan lain sebagainya.
Metode pengumpulan data primer yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian dilokasi penelitian adalah metode observasi dan wawancara dengan para responden. Subjek penelitian yang dapat dijadikan responden atau narasumber wawancara adalah masyarakat lingkungan setempat, para pejabat yang memiliki wewenang atau otoritas pada wilayah tertentu, anggota kelompok masyarakat tertentu, dan kelompok lain yang dianggap relevan untuk dijadikan narasumber dalam kegiatan penelitian eksploratori. Penelitian eksploratori adalah suatu jenis penelitian atau studi terkait kelayakan (feasibility study).
Ciri-ciri Penelitian Eksploratori
- Menjawab hipotesis.
- Mencari korelasi.
- Menemukan sesuatu yang baru dimana belum pernah diketahui sebelumnya.
Metode Riset Eksploratori
- Survei yang dilakukan para ahli.
- Studi kasus.
- Analisis data sekunder.
- Riset kualitatif dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD).
Manfaat penelitian eksploratif, yaitu berguna untuk mencari cara-cara kemungkinan terbaik dalam memecahkan problematika sosial, sehingga sifatnya masih coba-coba dan terbuka.
Penelitian Eksplanatori
Penelitian eksplanatori adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis, penelitian eksplanatori berguna untuk memperkuat atau mungkin menolak teori atau hipotesis dari hasil penelitian yang sudah ada. Penelitian eksplanatori disebut juga penelitian kausal.Menurut Kotler (2006) yang mengemukakan bahwa penelitian kausal atau penelitian eksplanatori adalah suatu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis dari penelitian sebelumnya tentang hubungan sebab akibat, dalam pelaksanannya, penelitian kausal pada umumnya dilakukan dengan eksperimen atau ex post facto.
Menurut Sugiyono (2012: 21) penelitian eksplanatori adalah sebuah penelitian dengan tujuan untuk memberikan penjelasan posisi atau kedudukan dari variabel yang diamati (diteliti) serta korelasinya dengan variabel yang lain. Sementara sifat atau karakteristik dari penelitian ini dapat bereplikasi, sehingga hasil hipotesis juga harus didukung dari hasil-hasil penelitian terdahulu, yang dilakukan dengan pengkondisian yang kurang lebih sama.
Sedangkan menurut Singarimbun dalam Singarimbun dan Effendi (Ed 1995) menyatakan bahwa penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan keterkaitan kausal antar variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Pada penelitian eksplanatori, pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta mengenai fenomena-fenomena yang ada di dalam objek penelitian dan mencari keterangan secara aktual dan sistematis.
Menurut Umar (tapi bukan bin Khattab :D *emot becanda garing*) (1999: 36) penelitian eksplanatori merupakan jenis penelitian dengan tujuan untuk menganalisis korelasi antar variabel yang diteliti dengan variabel-variabel lainnya, dimana satu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ekspalantori adalah penelitian yang menguji hipotesis dengan memerhatikan sebab akibat yang ditimbulkan serta hubungan antara variabel di dalam penelitian tersebut.
Tipe penelitian eksplanatori menurut Sugiyono (2013: 06) adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dari berbagai lokasi penelitian atau tempat tertentu, dimana dalam kegiatannya para peneliti melakukan suatu pengkondisian dalam proses pengumpulan data, contoh penyebaran kuesioner, post test, kegiatan wawancara, dan lain sebagainya.
Tujuan Penelitian Eksplanatori
- Penelitian kausal atau eksplanatori memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel yang ditimbulkan di dalam penelitian tersebut.
- Adapun pertanyaan dasar yang muncul dalam penelitian ini adalah 'mengapa'. Orang tidak puas hanya dengan mengetahui apa yang terjadi, bagaimana bisa terjadi, tetapi juga ingin mengetahui mengapa terjadi, atau dengan kata lain ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa. Sehingga, perlu adanya identifikasi dari berbagai variabel diluar masalah untuk mengkonfirmasi sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu penelitian ini juga disebut sebagai penelitian konfirmasi (confirmatory research) dan juga sering disebut penelitian korelasional (correlational research).
- Mendiagnosis sebuah situasi.
- Alternatif penyaringan.
- Menemukan ide baru.
- Menghasilkan hipotesis.
Tipe Penelitian Eksplanatori
- Penelitian asosiasi yang disebut juga dengan penelitian korelasional.
- Penelitian kausal dan penelitian komparatif.
Kelebihan Penelitian Eksplanatori
- Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan dibalik berbagai proses, dan juga, menilai dampak perubahan pada norma, proses, dan lain sebagainya.
- Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika timbul kebutuhan.
- Jenis penelitian ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena pemilihan subjek yang sistematis.
Kekurangan Penelitian Eksplanatori
- Kebetulan dalam kejadian dapat dianggap sebagai hubungan sebab akibat. Misalnya, Punxsutawney Phil Sowerby (nama hewan) mampu meramalkan durasi musim dingin selama lima tahun berturut-turut, dimana diketahui bahwa hewan pengerat tersebut tidak memiliki kekuatan intelek dan peramalan, dengan kata lain hal ini hanya sebuah fenoma yang terjadi secara tidak sengaja (kebetulan). Namun jika dilakukan penelitian eksplanatori bisa jadi faktor kebetulan tersebut memiliki hubungan.
- Sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan penelitian kausal. Hal ini disebabkan oleh dampak berbagai faktor dan variabel dalam lingkungan sosial. Dengan kata lain, sementara pada sebuah kejadi kriminal dapat diketahui siapa yang menjadi 'korban',namun hal ini tidak bisa dibuktikan dengan tingkat kepastian yang tinggi.
- Kasus tertentu, sedangkan korelasi antara dua variabel dapat terbentuk secara efektif; Mengidentifikasi variabel mana yang menjadi penyebabnya ('pelaku') dan yang mana dampaknya bisa menjadi tugas yang sulit untuk dicapai.
Contoh Penelitian Eksplanatori:
Penelitian eksplanatori pernah dilakukan oleh Mulyadi Raf dengan judul penelitian 'Analisis Eksplanatori Faktor Daya Saing Industri Kecil (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Batik di Kota jambi)', yang dimuat dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 14, No. 02, September 2012: 91-101.
Penilaian mengenai faktor daya saing industri kecil yang mengambil studi kasus pada sentra industri kecil batik di Kota Jambi dengan hipotesis:
- H1: Bahwa faktor produk (X1), faktor infrastruktur (X2), faktor kebijakan pemerintah (X3), faktor sumber daya manusia (X4), dan faktor IPTEK (X5) secara simultan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap daya saing IKM baik Jambi.
- H2: faktor produk (X1), dan faktor kebijakan pemerintah (X3), mempunyai pengaruh secara parsial terhadap domain persaingan IKM batik Kota Jambi.
Setelah dilakukan analisis dalam penelitian ini maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut (analisis teori tidak dijabarkan):
Dari hasil hipotesis pertama diduga bahwa secara simultan faktor produk (X1), faktor infrastruktur (X2), faktor kebijakan pemerintah (X3), faktor SDM (X4), dan faktor IPTEK (X5) memiliki peran kontribusi terhadap nilai daya saing IKM batik Jambi dengan hasil koefisien nilai determinasi adjusted RZ = 0,757 yang memberikan bukti bahwa ada hubungan yang kuat antar variabel bebas terhadap variabel terikat dengan nilai sebesar 75,7%. Dengan demikian pernyataan hipotesis pertama yang dirumuskan dalam penelitian secara statistik dapat diterima dan terbukti kebenarannya.
Hipotesis kedua, dari hasil pengujian dengan metode uji t, jika nilai variabel produk dan kebijakan pemerintah ditingkatkan nilainya secara parsial ataupun diturunkan nilainya, ternyata tidak memberikan dampak pada peningkatan persaingan batik khas Jambi karena nilai signifikansi yang didapat dari uji t adalah > 5%. Dari hasil tersebut (hipotesis kedua), maka secara statistik hasilnya tidak dapat diterima atau tidak terbukti nilai kebenarannya. Untuk dapat mengetahui nilai variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap nilai domain atau Daya Saing dari nilai β adalah sebesar 0,647 dan Σt hanya sebesar < 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel Infrastruktur memiliki pengaruh dominan jika variabel tersebut dibandingkan dengan nilai variabel bebas yang lainnya terhadap Daya Saing batik Jambi.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini melalui analisis eksplanatori, penelitian menemukan hasil bahwa ada keterkaitan variabel Infrastruktur, Sumber Daya Manusia, dan IPTEK terhadap daya saing IKM kota jambi sehingga hipotesis satu dapat diterima. Namun pada hipotesis dua, memiliki kesipulan akhir yang berbeda sesuai yang dinyatakan oleh Afran et al (2008) bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas industri kerajinan batik adalah SDM yang tinggi dan peran Pemerintah.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menyajikan gambaran suatu fenomena, keadaan, atau kejadian dengan menggunakan metode tertentu. Penelitian eksploratif, atau disebut juga penelitian eksploratori, adalah suatu metode penelitian dengan tujuan untuk menemukan informasi mengenai suatu permasalahan yang belum dipahami oleh peneliti secara keseluruhan. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menguji hipotesis dengan memerhatikan sebab akibat yang ditimbulkan serta hubungan antara variabel di dalam penelitian tersebut.Referensi Tambahan:
- Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
- Observasi Penelitian Tindakan Kelas dan Tahap Pelaksanaannya
- Refleksi Penelitian Tindakan Kelas
- Judul Penelitian Tindakan Kelas dan Tahapan Siklusnya
- Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas
- Kajian Teori Penelitian Tindakan Kelas dan Tinjauan Pustaka
- Metode Penelitian Tindakan Kelas
Artikel ini didedikasikan kepada: Bagas Setyadi, Deselva Indah Trismaryati, Egi Dia Saputri, Eka Firmansyah, dan Farah Nadiyah Lesmana.
11 komentar untuk "Penelitian Berdasarkan Tujuannya"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
DAFTAR RUJUKAN
BalasHapusFox, W. dan Bayat, M.S. 2007. 'A Guide to Managing Research'. Duta Publication, p.45.
HapusJaedun, Ahmad. Metode Penelitian. Puslit Dikdasmenjur LPPM Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
HapusRaf, Mulyadi. 2012. Analisis Eksplanatori Faktor Daya Saing Industri Kecil (Studi Pada Sentra Industri Kecil Batik Kota Jambi). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 14, No. 2, pp. 91-101.
HapusSuaib, Akhmad Qashlim. 2016. Sistem Inventarisasi Daerah Rawan Bencana Berbasis GIS (Studi Kasus: Kecamatan Tapalang, Sulawesi Barat). Jurnal Inovtek Polbeng - Seri Informatika. Vol. 1, No. 2, pp. 140-147.
HapusApa tujuan dari penelitian deskriptif?
BalasHapusPenelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan karakteristik dari populasi atau fenomena yang sedang dipelajari atau diteliti. Dengan kata lain, penelitian deskriptif utamanya berfokus pada pendeskripsian alami dari suatu segmen demografik, tanpa berfokus pada pertanyaan "kenapa suatu fenomena dapat terjadi?"
HapusKlo eksplanatori tujuannya apa?
BalasHapusSesuai dengan namanya, penelitian eksplanatori berkebalikan dengan kegiatan penelitian eksploratori karena pendekatan penjelasnya memberikan dukungan terkini terhadap batang tubuh ilmu pengetahuan. Contoh, makalah penelitian ekplanatori mungkin menggambarkan silsilah pemikiran yang menggambarkan teori saat ini dan mengekspos pemahaman terhadap kesenjangan dalam suatu pengetahuan.
HapusSebaliknya, penelitian eksploratori memberikan orisinalitas meskipun ke dalam kesenjangan pemahaman dan dapat mengusulkan teori baru. Penelitian ekspanatori memberikan landasan dimana peneliti dapat mengajukan pertanyaan dan mengadakan penelitian baru.
Kenapa penelitian eksploratori dilakukan?
BalasHapusPenelitian eksploratori adalah kegiatan penelitian yang menghubungkan suatu masalah yang sifatnya belum jelas tedefinisi.
HapusKenapa demikian? karena hal ini sering terjadi ketika kita belum cukup mengetahui dasar dalam suatu perbedaan konseptual atau penempatan hujungan terhadap suatu kejelasan (explanatory).
Penelitian eksploratori membantu dalam menentukan desain riset terbaik, metode pengumpulan data, dan pemilihan subjek dalam kegiatan penelitian.