Cara Pembuatan Vaksin COVID19 dengan Metode Terbaru
Vaksin merupakan bentuk ketersediaan tertentu yang digunakan untuk merangsang respon imun tubuh manusia terhadap suatu penyakit tertentu yang sifatnya spesifik. Vaksin biasanya diberikan melalui suntikan jarum, namun ada juga beberapa jenis vaksin yang diberikan melalui mulut atua disemprotkan ke bagian hidung. Dengan vaksin, secara sederhana tubuh manusia dilatih untuk dapat segera bereaksi terhadap suatu penyakit tertentu, atau secar sederhana vaksin digunakan untuk melatih imun tubuh agar sensitif terhadap suatu penyakit tertentu.
Sebelum mempelajari materi tentang Cara Pembuatan Vaksin Covid19 dengan Metode Terbaru, terlebih dahulu pelajari materi tentang: Permasalahan PPDB Menggunakan Sistem Zonasi, Primordialisme dan Kaitannya dengan Teori Identitas Etnis, dan Teks Eksplanasi Beserta Penjelasannya.
Dengan pemberian vaksin terhadap tubuh seseorang, maka tubuh orang tersebut dapat menjadi terlindungi dari suatu penyakit melalui proses vaksinasi.
Pada abab ke-20, hampir sebagian besar vaksin membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk melewati riset, tes, dan produksi. Namun, untuk vaksin COVID-19 berhasil memenuhi syarat penggunaan darurat kurang dari 11 bulan. Rahasia dari kecepatan pembuatan vaksin COVID tersebut adalah terletak pada teknologi medis yang telah dikembangkan selama puluhan tahun, dimana teknologi tersebuat adalah mengandalkan mRNA.
Vaksin mRNA
Cara kerja mutakhir dari vaksin ini adalah memanfaatkan perangkat sel-sel tubuh yang dimiliki oleh manusia untuk memicu respon kekebalan tubuh terhadap benda asing tertentu, sehingga dapat melindungi tubuh manusia dari virus tanpa harus mengalami infeksi terlebih dahulu sebelumnya.
Di masa depan, cara tersebut mungkin dapat digunakan untuk mengobati penyakit baru dengan lebih cepat, hampir sama cepat seperti kecepatan virus itu sendiri ketika melakukan infeksi ke tubuh manusia.
Pada langkah awal, para peneliti membuat triliunan kode pada molekul mRNA dengan arahan untuk membuat protein virus tertentu, dengan menggunakan bagian dari virus yang tidak membahayakan tubuh manusia, tetapi sangat efektif untuk melatih respon kekebalan tubuh terhadap jenis virus tersebut. Kemudian mRNA dimasukkan ke dalam partikel berukuran nano yang ukurannya kurang lebih 1000 kali lebih kecil dari ukuran sel pada umumnya. Partikel nano tersebut disebut lipid, merupakan sejenis lemak yang membentuk dinding tubuh manusia. Lipid tersebut telah dirancang secara khusus agar bisa melindungi mRNA sepanjang perjalanannya dalam tubuh manusia hingga sampai menuju bagian sel yang telah ditentukan.
Setelah selesai, bahan terakhir yang ditambahkan adalah gula dan garam yang digunakan untuk menjaga partikel agar tetap utuh hingga sampai ketujuan terakhirnya.
Sebelum digunakan, vaksin yang telah dibuat disimpan terlebih dahulu pada suhu antara -20 hingga -80 derajat Celius untuk memastikan supaya tidak ada komponen yang terurai didalamnya. Setelah disuntikkan, partikel nano pada vaksin tersebut akan memencar dan bertemu dengan sel yang ada pada tubuh manusia. Selanjutnya, lapisan lipid pada tiap partikel nano akan keluar dan melebur dengan lipid tersebut pada dinding sel, dan melepaskan mRNA untuk bereaksi terhadap tubuh manusia.
Pada tahap ini, perlu diingat bahwa ketika vaksin memasukkan materi genetik ke dalam sel tubuh manusia, sangat mustahil bagi materi tersebut untuk dapat mengubah DNA yang dimiliki oleh tubuh manusia yang telah dimasuki.
mRNA merupakan molekul yang berumur pendek yang membutuhkan enzim tambahan dan sinyal kimia tertentu untuk dapat mengakses DNA, sehingga kemungkinan untuk mRNA untuk melakukan rekayasa gen pada tubuh manusia adalah sangat kecil. Tidak ada satu pun komponen pengubah DNA yang terkandung dalam vaksin mRNA tersebut.
Begitu mRNA masuk ke dalam sel, ribosom akan menerjemahkan instruksi dari mRNA dan mulai melakukan penyusunan protein virus.
Di masa depan, cara tersebut mungkin dapat digunakan untuk mengobati penyakit baru dengan lebih cepat, hampir sama cepat seperti kecepatan virus itu sendiri ketika melakukan infeksi ke tubuh manusia.
Cara Kerja Vaksin Modern
Kunci dari cara kerja vaksin adalah terletak pada namanya sendiri, yaitu "mRNA". mRNA atau asam ribonukleat merupakan molekul pembawa pesan alami yang berisi kode tertentu yang mengarahkan tubuh manusia untuk memproduksi protein. Ketika sel-sel tubuh memproses mRNA, sebagian dari sel yang bernama ribosom menerjemahkan dan mengikuti arahan dari mRNA untuk membentuk protein yang telah dikodekan sebelumnya. mRNA pada vaksin juga bekerja dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada tubuh manusia secara alami, tetapi para peneliti memanfaatkan molekul tersebut untuk mengenalkan tubuh manusia bukan pada protein melainkan pada jenis virus tertentu.Baca Juga:
Setelah selesai, bahan terakhir yang ditambahkan adalah gula dan garam yang digunakan untuk menjaga partikel agar tetap utuh hingga sampai ketujuan terakhirnya.
Sebelum digunakan, vaksin yang telah dibuat disimpan terlebih dahulu pada suhu antara -20 hingga -80 derajat Celius untuk memastikan supaya tidak ada komponen yang terurai didalamnya. Setelah disuntikkan, partikel nano pada vaksin tersebut akan memencar dan bertemu dengan sel yang ada pada tubuh manusia. Selanjutnya, lapisan lipid pada tiap partikel nano akan keluar dan melebur dengan lipid tersebut pada dinding sel, dan melepaskan mRNA untuk bereaksi terhadap tubuh manusia.
Pada tahap ini, perlu diingat bahwa ketika vaksin memasukkan materi genetik ke dalam sel tubuh manusia, sangat mustahil bagi materi tersebut untuk dapat mengubah DNA yang dimiliki oleh tubuh manusia yang telah dimasuki.
mRNA merupakan molekul yang berumur pendek yang membutuhkan enzim tambahan dan sinyal kimia tertentu untuk dapat mengakses DNA, sehingga kemungkinan untuk mRNA untuk melakukan rekayasa gen pada tubuh manusia adalah sangat kecil. Tidak ada satu pun komponen pengubah DNA yang terkandung dalam vaksin mRNA tersebut.
Begitu mRNA masuk ke dalam sel, ribosom akan menerjemahkan instruksi dari mRNA dan mulai melakukan penyusunan protein virus.
Pada vaksin COVID-19, protein tersebut adalah 'duri' yang kerap dijumpai pada permukaan virus. Tanpa adanya bagian lain yang menyertai, maka duri dari virus covid tersebut tidak berbahaya sama sekali bagi tubuh manusia, tetapi dapat memicu respon kekebalan tubuh manusia yang telah dimasukki oleh vaksin tersebut. Karena telah mengusik sistem kekebalan tubuh dari manusia yang divaksin, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak bagi tubuh manusia itu sendiri, seperti efek kelelahan sementara, demam, dan pegal otot untuk sebagian orang yang telah melakukan vaksin. Namun, hal ini bukan berarti mereka mengalami sakit karena vaksin, justru sebaliknya respon yang muncul setelah melakukan vaksin yang dirasakan oleh tubuh manusia adalah suatu pertanda bagus yang menyatakan bahwa vaksin yang telah dimasukkan sudah mulai bekerja untuk memicu sistem kekebalan tubuh manusia yang telah divaskin. Tubuh yang telah diberi vaksin akan memproduksi antibodi untuk melawan protein yang telah dimasukkan secara sadar ke dalam tubuh manusia tersebut, yang selanjutnya akan bekerja untuk melindungi tubuh manusia dari infeksi COVID-19 dikemudian hari. Karena jenis protein ini pada umumnya ditemukan hampir pada semua jenis varian virus COVID, maka antibodi yang terbentuk pada tubuh setelah dilakukan vaksin dapat mengurangi ancaman dari varian-varian baru lainnya dari virus COVID-19.
Metode pembuatan vaksin dengan menggunakan mRNA ini memiliki beberapa keunggulan dibandikan dengan metode pembuatan vaksin sebelum-sebelumnya. Dimana vaksin tradisional mengandung jenis virus hidup yang sudah dilemahkan atau hanya potongan bagian dari virus tertentu, yang keduanya membutuhkan waktu riset yang lebih intens untuk dapat menyiapkannya, serta membutuhkan perlakuan kimia yang lebih khusus untuk dapat disuntikkan ke dalam tubuh manusia secara lebih aman. Namun, pada vaksin mRNA tidak benar-benar mangandung komponen dari virus aslinya, sehingga tidak perlu menyesuaikan satu per satu dengan tiap jenis virus yang menginfeksi sehingga aman untuk digunakan tubuh manusia. Bahkan, tiap vaksin mRNA kurang lebih memiliki bahan-bahan penyusun yang sama pada setiap komponennya.
Bayangkan jika seorang peneliti melakukan pembuatan vaksin teruji dan terpercaya untuk segala jenis penyakit hanya dengan mengganti satu komoponen saja dari jenis vaksin yang telah dibuat sebelumnya. Untuk dapat mengobati jenis penyakit baru, peneliti cukup melakukan modifikasi protein virus lalu memasukkan informasinya ke dalam mRNA, dan kemudian memasukkan mRNA tersebut ke dalam wadah nano yang telah disediakan. Hal ini sangat memungkinkan untuk melakukan sebuah pengembangan vaksin jenis baru hanya dalam hitungan minggu saja, yang dapat memberikan keleluasaan lebih dalam pada pertempuran tiada akhir untuk melawan penyakit yang menyerang tubuh manusia.
Metode pembuatan vaksin dengan menggunakan mRNA ini memiliki beberapa keunggulan dibandikan dengan metode pembuatan vaksin sebelum-sebelumnya. Dimana vaksin tradisional mengandung jenis virus hidup yang sudah dilemahkan atau hanya potongan bagian dari virus tertentu, yang keduanya membutuhkan waktu riset yang lebih intens untuk dapat menyiapkannya, serta membutuhkan perlakuan kimia yang lebih khusus untuk dapat disuntikkan ke dalam tubuh manusia secara lebih aman. Namun, pada vaksin mRNA tidak benar-benar mangandung komponen dari virus aslinya, sehingga tidak perlu menyesuaikan satu per satu dengan tiap jenis virus yang menginfeksi sehingga aman untuk digunakan tubuh manusia. Bahkan, tiap vaksin mRNA kurang lebih memiliki bahan-bahan penyusun yang sama pada setiap komponennya.
Bayangkan jika seorang peneliti melakukan pembuatan vaksin teruji dan terpercaya untuk segala jenis penyakit hanya dengan mengganti satu komoponen saja dari jenis vaksin yang telah dibuat sebelumnya. Untuk dapat mengobati jenis penyakit baru, peneliti cukup melakukan modifikasi protein virus lalu memasukkan informasinya ke dalam mRNA, dan kemudian memasukkan mRNA tersebut ke dalam wadah nano yang telah disediakan. Hal ini sangat memungkinkan untuk melakukan sebuah pengembangan vaksin jenis baru hanya dalam hitungan minggu saja, yang dapat memberikan keleluasaan lebih dalam pada pertempuran tiada akhir untuk melawan penyakit yang menyerang tubuh manusia.
Referensi Tambahan:
- Cara Menghilangkan Cegukan dan Penjelasannya
- Asam Urat Beserta Penjelasan Medis dan Gejalanya
- Banjir Akibat Sampah
- Apa itu HOTS dalam Pembelajaran
- Cara Menurunkan Kolesterol
- Ciri-ciri Makhluk Hidup Sebuah Tanda Kehidupan yang Membangkitkan Keajaiban
- Ciri-Ciri Ikan yang Menakjubkan dalam Berbagai Keragamannya
Artikel ini didedikasikan kepada: Aji Kartika Wening, Aldi Setiawan, Alfi Hirza Aniqoh, Alfian Wibisono, dan Alicia Zalfa Fauzi.
5 komentar untuk "Cara Pembuatan Vaksin COVID19 dengan Metode Terbaru"
Hubungi admin melalui Wa : +62-896-2414-6106
Respon komentar 7 x 24 jam, mohon bersabar jika komentar tidak langsung dipublikasi atau mendapatkan balasan secara langsung.
Bantu admin meningkatkan kualitas blog dengan melaporkan berbagai permasalahan seperti typo, link bermasalah, dan lain sebagainya melalui kolom komentar.
- Ikatlah Ilmu dengan Memostingkannya -
- Big things start from small things -
Informasi yang sangat bermanfaat, sebenarnya saya sudah mengetahui bahwa vaksin COVID-19 dibuat dari mRNA, tetapi saya tidak pernah benar-benar paham tentang cara kerjanya.
BalasHapus"And yet ignorance is an enemy, even to its owner"
BalasHapusSeharusnya judul ini lebih spesifik ke pembahasan pembuatan vaksin dari mRNA, bukan pembuatan vaksin secara umum.
BalasHapusmmm sepertinya waktu yang tepat untuk menjadi seorang peneliti dibidang RNA.
BalasHapusSenang sekali dengan penjelasan tentang teknologi yang digunakan pada artikel ini (mRNA). Tetapi jauh lebih penting lagi jika teknologi ini digunakan untuk referensi di masa akan datang, guna kejadian atau kondisi darurat seperti yang sedang dihadapi saat ini.
BalasHapus